"Guru-guru Agama harus lebih pintar dibanding guru-guru mata pelajaran lainnya". Barangkali itulah semangat yang muncul dari guru-guru agama se-kota Yogyakarta saat mengikuti pelatihan pembelajaran tematik.
Mengapa semangat itu muncul ?
[caption id="attachment_903" align="alignleft" width="300" caption="Pelatihan Tematik untuk guru Agama di Yogyakarta"][/caption]
Pada saat membahas pembelajaran tematik, ditemukan banyak kendala pada taraf implementasi di lapangan. Pasalnya guru agama adalah guru mata pelajaran, semenatara untuk mata pelajaran lainnya dilakukan oleh guru kelas. Dengan demikian praktis pembelajaran tematik hanya bisa dilakukan untuk mata pelajaran selain agama. Padahal pembelajaran agama seharusnya menjadi landasan bagi mata pelajaran lainnya.
Dalam posisi demikian tidak mungkin kita bisa memaksakan diri bahwa setiap mata pelajaran yang disajikan guru umum harus selalu melandaskan pada pelajaran agama. Hal yang paling realistis dilakukan adalah guru agama harus memahami materi-materi pelajaran lainnya sehingga memudahkan bagi guru agama ketika akan mengkaitkan dengan mata pelajaran-mata pelajaran umum.
Misalnya guru agama harus paham tentang materi IPA tentang perkembangbiakan makhluk hidup untuk kemudian dikaitkan dengan materi pelajaran agama tentang asal muasal manusia bahwa manusia berasal dari air mani. Dan sebagainya.
Dengan penguasaan berbagai materi pelajaran umum, maka diharapkan guru agama akan mampu memberikan penanaman iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan lebih meyakinkan.
7 komentar:
Setuju, guru agama harus lebih baik dan pintar....he,,ehe,,
oke...akan lebih komplit lagi bila guru agama tidak gagap iptek yang banyak dikuasai oleh guru umum
guru agama : santun, pandai tidak gaptek itulah dambaan semua guru agama
setuju banget pak trisno
tolong dibantu untuk daftar sertifikasi guru jalur portopolio tahun 2009 depag jateng mapel umum
Harus tuh,,,,,,
ikutan koment ah .:)
Posting Komentar