Cari Blog Ini

Selasa, 07 Desember 2010

Pengumuman Penerimaan Guru Kontrak di SD N 4 Krandegan

Mulai tahun 2009 kemaren saya mencoba untuk mengelola kelas bilingual di SD negeri 4 Krandegan Banjarnegara di Jawa Tengah. Alhamdulillah animo masyarakat untuk menyekolahkan di kelas bilingual sangat tinggi, walaupun mereka harus memberikan kontribusi lebih terhadap penyelenggaraan kelas Bilingual tersebut. Ini akan menginjak tahun ke-3 keberadaan kelas Bilingual di SD Negeri 4 Krandegan, maka dalam rangka mencukupi tenaga pendidik, SD Negeri 4 Krandegan membutuhkan tenaga guru kontrak untuk mengajar di kelas Bilingual. Oleh karena itu diumumkan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang berminat untuk menjadi guru di kelas Bilingual SD Negeri 4 Krandegan dipersilahkan untuk mendaftarkan diri dengan persyaratan sebagai berikut:
1. Lulusan Sarjana (S1) atau sederajat.
2. Lancar berbahasa Inggris
3. Mampu mengajar di Sekolah Dasar.
4. Lamaran boleh ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.
5. Lamaran disertai dengan Daftar Riwayat Hidup (CV)
Kirimkan lamaran langsung ke SD Negeri 4 Krandegan Jl. Pemuda No 75 Banjarnegara. Atau lewat email bilingualsegan@yahoo.com. atau lewat email saya di sunartombs@gmail.com

Rabu, 01 Desember 2010

Pilihlah Batu terlebih dahulu, kalau ingin menjadi orang besar!


Dalam suatu pelatihan saya menyajikan sebuah kuiz. Saya menyediakan sebuah kotak plastik. Pada saat bersamaan saya sediakan beberapa benda yang terdiri dari batu, kerikil dan pasir. Pertanyaan saya ajukan kepada seluruh peserta. Bagaimana caranya agar semua benda-benda yang ada (batu, kerikil dan pasir) bisa masuk sebanyak-banyaknya ke dalam kotak plastik?

Banyak yang mencoba untuk memasukkan semua benda tersebut. Ada yang memasukkan batu terlebih dahulu, kemudian kerikil dan terakhir pasir. Ada yang memasukkan pasir terlebih dahulu, kemudian kerikil dan diakhiri batu. Ada juga yang kerikilnya dulu dan sebagainya. Namun kebanyakan peserta memilih teknik memasukan benda adalah pasir terlebih dahulu. Anggapan mereka dengan memasukkan benda-benda yang lebih kecil dahulu maka benda yang kita masukkan akan semakin banyak.Baru kemudian kalau masih ada tempat kita akan mencoba memasukkan batu.

Selasa, 30 November 2010

Tanggung Jawab Pemda dalam peningkatan mutu pendidikan

Serah Terima Program DBE 2 USAID
kepada PEMDA Kab. Grobogan
 
Tanggal 30 Nopember 2010 yang lalu saya mewakili PC DBE 2 Jawa Tengah untuk melaksanakan serah terima program DBE 2 kepada Pemerintah kabupaten Grobogan. Dengandilakukannya serah terima program tersebut, maka secara yuridis, maka hak pembinaan dan pengelolaan program kini sepenuhnya berada pada tangan pemerintah daerah kabupaten Grobogan yang dalam hal ini direpresentasikan oleh Dinas pendidikan kabupaten Grobogan. Dengan demikian semoga praktik-praktik terbaik dari program DBE (Decentralized Besic Education) 2 USAID dapat terus dipertahankan dan syukur bisa dikembangkan oleh Pemerintah Kab. Grobogan secara lebih konsisten.

Adanya UU otonomi daerah dan UU perimbangan keuangan pusat semakin membantu dan memberi kesempatan kepada pemerintah daerah untuk seluas-luasnya mengelola pendidikan sebaik mungkin. Secara eksplisit kewenangan dan alokasi dana pendidikan ini disebutkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 29: “Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negera (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Minggu, 17 Oktober 2010

Pengertian Belajar

Ada beberapa pendapat yang dikemukakan tentang hakekat/pengertian belajar antara lain:

a. Menurut Morgan (Whandi: 2009) belajar didefinisikan sebagai setiap perubahan   tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil pengalaman Definisi ini. Mencakup tiga unsur, yaitu: (1). Belajar adalah perubahan tingkah laku, (2). Perubahan tersebut terjadi karena latihan atau pengalaman. Perubahan yang terjadi pada tingkah laku karena kedewasaan bukan belajar, dan (3). Perubahan tersebut harus relatif permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama.

b.  Menurut Snelbecker (Whandi: 2009) menyimpulkan devinisi belajar sebagai berikut:   (1) Belajar harus mencakup tinglah laku. (2) Tingkah laku tersebut harus berubah dari tingkat yang paling sederhana sampai yang kompleks. (3) Proses perubahan tingkah laku tersebut harus dapat dikontrol sendiri atau dikontrol oleh faktor-faktor eksternal.

c. Menurut Gagne (Whandi: 2009) Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisma berubah tingkah lakunya sebagai akibat  pengalaman Dari pengertian tersebut terdapat tiga atribut pokok atau ciri utama belajar, yaitu: proses, perilaku, dan pengalaman, dengan pengertian sebagai berikut

Jumat, 01 Oktober 2010

Pemanfaatan Internet dalam Pembelajaran

Selain menerapkan system pembelajaran seorang guru SD harus mampu menerapkan  metode pembelajaran sesuai dengan materi dan alat belajar yang telah digunakan. Untuk mengimplementasikan internet dalam pembelajaran di Sekolah Dasar, guru dapat memanfaatkan berbagai metode pembelajaran, misalnya diskusi, demonstrasi, problem solving, cooperative learning, dan discovery (Rustantiningsih, 2008). Metode pembelajaran tersebut dapat dilakukan secara bervariasi sehingga siswa semakin senang dan tertarik untuk belajar.

Dalam penelitian ini penulis menerapkan metode discovery dalam pembelajaran menggunakan internet di SD. Karena metode ini dirasa cocok untuk pembelajaran IPA anak SD seperti yang dikemukakan Roestiyah (2001:20) discovery adalah metode mengajar mempergunakan teknik penemuan. Metode discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi.

Senin, 27 September 2010

IMPLEMENTASI MULTIPLE INTELLIGENCES DI SEKOLAH

Pendahuluan

Setiap benda dan makhluk di dunia ini diberikan  potensi dan kemanfaatan yang berbeda-beda oleh Tuhan. Tidak ada sesuatu bendapun yang diciptakan sia-sia oleh Tuhan di dunia ini. Mungkin dulu kita berpikir untuk apa diciptakan kotoran burung, itu hanya akan mengotori dunia saja. Selain tidak enak dipandang, kotoran burung juga menimbulkan bau tidak sedap. Namun sejalan dengan perkembangan penalaran manusia, ternyata kotoran burung banyak sekali manfaatnya. Kotoran burung selain dapat menyuburkan tanaman, ternyata banyak potensi lainnya yang bermanfaat dalam kehidupan. Kotoran burung dapat menjadi media penyebaran tanaman biji-bijian di berbagai penjuru dunia ini. Bahkan kini kotoran burung juga bisa dimanfaatkan untuk masker kecantikan seperti yang sudah lama di kembangkan di negeri Cina.

Menyadari kebesaran Tuhan dari semua ciptaannya tersebut, bagi orang yang bisa berfikir tentu akan segera bisa belajar tentang berbagai hal lain yang lebih besar dan lebih jelas dari sekedar kotoran burung. Dalam kaitannya dengan potensi manusia, tentu kita juga segera bisa menyadari bahwa manusia juga diciptakan dengan segala potensinya. Ada yang berpotensi menjadi ilmuwan, ada juga yang berpotensi menjadi olahragawan. Sebagian yang lain berbakat menjadi musikus, yang lain berbakat jadi politikus, atau ada yang lebih senang matematika sementara ada lebih cocok dengan agama dan sebagainya.

Thomas Amstrong[1] menggambarkan potensi manusia yang beranekaragam tersebut dalam sebuah dongeng yang berjudul In Their Own Way: Discovering and Encouraging Your Child’s Multiple Intelligences (1987).  Diceritakan dalam buku tersebut bahwa dunia digemparkan oleh sebuah kabar bahwa para binatang akan membuat sebuah sekolah unggulan bagi para binatang yang akan memberikan pelajaran berbagai keterampilan yang dimiliki oleh semua binatang. Maka dibuatlah kurikulum yang memuat berbagai kecakapan hidup binatang seperti: terbang, lari, berenang, loncat, memanjat dan menggali.

Senin, 20 September 2010

Aktualisasi Pembelajaran karakter di sekolah

Pencetus pendidikan karakter yang menekankan dimensi etis-spiritual dalam proses pembentukan pribadi ialah pedagog Jerman FW Foerster (1869-1966). Pendidikan karakter merupakan reaksi atas kejumudan pedagogi natural Rousseauian dan instrumentalisme pedagogis Deweyan.

Lebih dari itu, pedagogi puerocentris lewat perayaan atas spontanitas anak-anak (Edouard Claparède, Ovide Decroly, Maria Montessori) yang mewarnai Eropa dan Amerika Serikat awal abad ke-19 kian dianggap tak mencukupi lagi bagi formasi intelektual dan kultural seorang pribadi.

Polemik anti-positivis dan anti-naturalis di Eropa awal abad ke-19 merupakan gerakan pembebasan dari determinisme natural menuju dimensi spiritual, bergerak dari formasi personal dengan pendekatan psiko-sosial menuju cita-cita humanisme yang lebih integral. Pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk menghidupkan kembali pedagogi ideal-spiritual yang sempat hilang diterjang gelombang positivisme ala Comte.

Tujuan pendidikan adalah untuk pembentukan karakter yang terwujud dalam kesatuan esensial si subyek dengan perilaku dan sikap hidup yang dimilikinya. Bagi Foerster, karakter merupakan sesuatu yang mengualifikasi seorang pribadi. Karakter menjadi identitas yang mengatasi pengalaman kontingen yang selalu berubah. Dari kematangan karakter inilah, kualitas seorang pribadi diukur.

Empat karakter

Menurut Foerster ada empat ciri dasar dalam pendidikan karakter. Pertama, keteraturan interior di mana setiap tindakan diukur berdasar hierarki nilai. Nilai menjadi pedoman normatif setiap tindakan.

Kedua, koherensi yang memberi keberanian, membuat seseorang teguh pada prinsip, tidak mudah terombang-ambing pada situasi baru atau takut risiko. Koherensi merupakan dasar yang membangun rasa percaya satu sama lain. Tidak adanya koherensi meruntuhkan kredibilitas seseorang.

Ketiga, otonomi. Di situ seseorang menginternalisasikan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadi. Ini dapat dilihat lewat penilaian atas keputusan pribadi tanpa terpengaruh atau desakan pihak lain.

Keempat, keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan seseorang guna mengingini apa yang dipandang baik. Dan kesetiaan merupakan dasar bagi penghormatan atas komitmen yang dipilih.

Kematangan keempat karakter ini, lanjut Foerster, memungkinkan manusia melewati tahap individualitas menuju personalitas. ”Orang-orang modern sering mencampuradukkan antara individualitas dan personalitas, antara aku alami dan aku rohani, antara independensi eksterior dan interior.” Karakter inilah yang menentukan forma seorang pribadi dalam segala tindakannya.

Pengalaman Indonesia

Di tengah kebangkrutan moral bangsa, maraknya tindak kekerasan, inkoherensi politisi atas retorika politik, dan perilaku keseharian, pendidikan karakter yang menekankan dimensi etis-religius menjadi relevan untuk diterapkan.

Pendidikan karakter ala Foerster yang berkembang pada awal abad ke-19 merupakan perjalanan panjang pemikiran umat manusia untuk mendudukkan kembali idealisme kemanusiaan yang lama hilang ditelan arus positivisme. Karena itu, pendidikan karakter tetap mengandaikan pedagogi yang kental dengan rigorisme ilmiah dan sarat muatan puerocentrisme yang menghargai aktivitas manusia.

Tradisi pendidikan di Indonesia tampaknya belum matang untuk memeluk pendidikan karakter sebagai kinerja budaya dan religius dalam kehidupan bermasyarakat. Pedagogi aktif Deweyan baru muncul lewat pengalaman sekolah Mangunan tahun 1990-an.

Kebiasaan berpikir kritis melalui pendasaran logika yang kuat dalam setiap argumentasi juga belum menjadi habitus. Guru hanya mengajarkan apa yang harus dihapalkan. Mereka membuat anak didik menjadi beo yang dalam setiap ujian cuma mengulang apa yang dikatakan guru.

Berdasarkan fenomena tersebut maka di Indonesia akhir-akhir ini sedang in digalakkan pendidikan karakter. walapun sampai saat ini juga belum menemukan bentuk yang jelas untuk bisa diaktualisasikan dalam pembelajaran di sekolah.

Aktualisasi Pendidikan karekter di Sekolah

Para ahli pendidikan masih memperdepatkan bentuk aktualisasi pedidikan karakter untuk dimasukkan dalam proses pembelajaran sekolah. perdebatan masih dilakukan sekitar:

  1. Apakah pendidikan karakter menjadi mata pelajaran sendiri atau masuk dalam mata pelajaran yang sudah ada.

  2. Apakah pendidikan karakter perlu dimasukkan dalam kurikulum sekolah?

  3. Apakah pendidikan karakter

Dalam nuansa perdebatan tentang bentuk pembelajaran di sekolah, dalam kesempatan ini saya ingin berbagai pengalaman dengan pembeca semua, bahwa sekolah kami juga sudah menerapkan pendidikan karakter.

Kamis, 02 September 2010

Paket Pelatihan Ice Breaking untuk Guru

Ice breaking atau penecah kebekuan suasanan sangatlah penting bagi seorang guru yang selalu mengharapkan perhatian penuh dari para siswanya selama ia mengajar. Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata setiap orang untuk dapat berkonsentrasi pada satu focus tertentu hanyalah sekitar 15 menit. Setelah itu konsentrasi seseorang sudah tidak lagi dapat focus.

Guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran dituntut untuk selalu bisa menciptakan suasana yang menyenangkan sekaligus mengaktifkan. Namun kebanyakan para guru saat ini sangat miskin akan kreasi menciptakan berbagai model ice breaking. sehingga kondisi kelas lebih banyak menegangkan, sehingga siswa selalu berteriak gembira jika mendengar bel istirahat atau pulang. Mereka merasa terkungkung oleh kondisi yang serius secara terus-menerus. Dalam kondisi yang demikian anak cepat merasa capai dan bosan.

Ada banyak macam energizer atau ice breaking yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Namun demikian, jenis ice breaking harus dipilih agar tetap memberikan makna edikatif bagi anak. Berikut materi pelatihan ice breaking untuk para guru, paling tidak dapat dikelompokkan menjadi 8 jenis.

  1. Jenis yel-yel

  2. Jenis tepuk tangan

  3. Jenis menyanyi

  4. Jenis gerak dan lagu

  5. Jenis gerak anggota badan

  6. Jenis games

  7. Cerita/ dongeng-dongeng bijak

  8. Cerita-cerita lucu

Untuk mengenal lebih jauh tentang pelatihan energizer atau ice breaking ini pembaca dapat menghubungi penulis di  sunartombs@gmail.com ataudapatkan bukunya di http://sunartombs.wordpress.com/2012/04/16/buku-icebreaker-dalam-pembelajaran-aktif/. Anda bisa juga memesan lewat sms di 081327030274

Kamis, 19 Agustus 2010

Paket Pelatihan Peningkatan Minat Baca Anak

Gemar MembacaKebiasaan yang membedakan antara bangsa yang maju dengan bangsa yang tertinggal adalah kebiasaan membaca masyarakat. Pada bangsa-bangsa maju masyarakatnya  memiliki kabiasaan membaca di mana saja. Di sana setiap ada waktu luang, orang -orang selalu memanfaatkannya untuk membaca.

Maka tidak mengherankan jika masyarakat di negara-negara maju terlihat lebih bijak dalam bersikap, lebih dewasa dalam berdemokrasi dan lebih cerdas dalam setiap kali menyelesaikan masalah. Sikap anarkhi dan arogansi biasanya justru dimiliki oleh bangsa-bangsa yang belum maju pola pikir masyarakatnya.

Berdasarkan survey yang dilakukan, minat baca bangsa Indonesia berada pada posisi 32 dari 34 negara yang di survey. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sangat sedikit yang memanfaatkan waktu laungnya. Kalau jujur memang jika kita lihat sangat sedikit teman-teman kita yang memanfaatkan untuk sekedar membaca koran, majalah apalagi buku. Kita lebih senang menggunakan waktu luang tersebut untuk berkumpul dan ngobrol tentang berbagai hal. Mulai dari yang agak serius seperti membahas situasi politik saat ini, ekonomi sampai membahas masalah pekerjaan dan masalah-masalah yang tidak jelas sambil bersendau gurau.

Untuk merubah habit membaca bangsa ini barangkali yang perlu dilakukan adalah membiasakan membaca sejak dini. Bagaimana memotivasi anak-anak kita untuk cinta buku dan suka membaca. Bagimana agar kegiatan membaca anak lebih efektif dan produktif. Bagaimana strategi kegiatan membaca agar seindah bermain.  Berikut ini adalah materi pelatihan yang bisa dilakukan untuk mengatasi itu semua.

  1. Berburu Harta karun

  2. Book Talk

  3. Membaca berkesinambungan dengan hening

  4. Grab Bag

  5. Teknik membaca cerita

  6. Piramida Cerita

  7. Perpustakaan kelas

  8. Peran orang tua dalam membaca

Design pelatihan ini dirancang selama 3 hari. Siapa yang berminat bisa menghubungi kami di alamat email  sunartombs@gmail.com

Paket Pelatihan Transparent Management School

Dalam rangka mewujudkan  sekolah berstandar Nasional maupun sekolah bertaraf  Internasional diperlukan management sekolah yang transparan dan akuntabel. Keterbukaan sekolah diperlukan dalam rangka bukan saja sebagai merupakan persyaratan formal dari juknis tetapi lebih kepada  memberikan keyakinan kepada masyarakat akan penyelengaraan sekolah yang profesional.

Penyelenggaraan sekolah yang profesional akan menarik perhatian masyarakat untuk ikut terlibat dalam mendukung kemajuan sekolah. Dukungan masyarakat dapat berupa tenaga dan pemikiran maupun berupa dana. Asalkan masyarakat mengetahui dengan pasti bahwa tidak ada "dusta" dalam penyelenggaraan sekolah pasti masyarakat akan memberikan dukungan dengan suka cita.

Dalam rangka mewujudkan management sekolah yang terbuka, diperlukan teknik dan strategi pelaporan kepada masyarakat tentang perkembangan sekolah. Laporan hendaknya dibuat secara singkat (tidak bertele-tele) namun mampu memberikan gambaran yang komprehensip terhadap seluruh program yang ada di sekolah. Mulai dari jumlah siswa hingga prestasi sekolah. Mulai dari jumlah guru hingga kapasitas sumber daya manusianya. Mulai dari keuangan hingga rencana kemajuan sekolah dsb.

Untuk mewujudkan hal tersebut di atas perlu dilakukan pelatihan tentang school Transparency management, yang akan memberikan bekal yang cukup bagi para guru dan Kepala Sekolah untuk mendesign Laporan Mutu Sekolah yang simpel, menarik, namun tetap komprehensip.

Design pelatihan akan dilakukan selama 2 hari dengan materi sebagai berikut:

  1. Apa dan mengapa  Transparent management school

  2. Strategi optimalisasi peran serta masyarakat

  3. Mendesign  Laporan Mutu Sekolah

  4. Menyusun RPS berdasarkan hasil laporan Mutu Sekolah

Kamis, 29 Juli 2010

Pusat Sumber Belajar Gugus menjadi kebutuhan Pendidikan Nasional

Ketika profesi guru terus dituntut untuk selalu meningkatkan kapasitanya, maka seorang guru harus selalu belajar dan selalu berusaha meningkatkan kualitas diri dari waktu ke waktu. Berbagai upaya dari pemerintah dalam rangka meningkatkan kemampuan guru terus dilakukan. Pertama kali para guru diwajibkan untuk meningkatan diri dengan menempuh strata akademik yang lebih tinggi dengan kuliah lagi. Berbagai pelatihan, workshop, penataran dan sebagainya  diberikan oleh LPMP maupun Dinas Pendidikan.

Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah tersebut mungkin masih bersifat temporer. Upaya belajar guru mungkin hanya dilakukan pada saat menempuh kuliah atau pada saat pelatihan saja.

Jumat, 23 Juli 2010

Teknik tingkatkan minat baca siswa dengan "GRAB BAG"

Grab Bag adalah salah satu teknik meningkatkan baca siswa dengan perantara benda-benda yang ditaruh di dalam tas. Benda-benda itu adalah merupakan benda-benda yang ada dalam cerita di buku. Grab Bag berasal dari bahasa inggris yang berarti meraba isi tas.

Secara singkat dalam teknik ini adalah guru mengumpulkan benda-benda yang ada di dalam cerita sebuah buku, seperti: batu, batang padi, tanah liat dan sebagainya (menyesuaikan isi cerita dalam buku). Guru lalu menaruh benda-benda tersebut di dalam tas. Pada saat pelajaran dimulai, guru menunjukkan benda-benda itu satu persatu yang diambilnya dari dalam tas. Siswa diminta menebak isi cerita dalam buku berdasarkan benda-benda yang mereka lihat tersebut.

Teknik ini sangat menarik jika dilaksanakan dengan berbagai fariasi. Agar guru bisa menjalani teknik ini dengan baik, maka untuk latihan bisa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Guru menyiapkan Grab Bag sebanyak jumlah kelompok yang ada sebelum kegiatan akan dilakukan.

  2. Guru  merahasiakan judul buku. Buku yang dipakai sebaiknya adalah buku yang belum pernah dibaca oleh para peserta.

  3. Guru kemudian memberikan 1 Grab Bag kepada setiap kelompok.

  4. Guru meminta setiap kelompok untuk mengeluarkan isi Grab Bag dan meletakkannya di atas meja aga bisa dilihat bersama.

  5. Guru meminta setiap anggota kelompok untuk bekerja sama memprediksi jalan cerita dan menebak judulnya dengan melihat benda-benda dalam Grab Bag dalam waktu 20 menit.

  6. Guru diminta menuliskan prediksinya di buku catatan atau di selembar kertas.

  7. Guru kemudian meminta seorang siswa perwakilan dari masing-masing kelompok untuk maju kedepan membacakan prediksinya dan tebakan judul.

  8. Setelah semua kelompok membacakan prediksi cerita dan judul tebakannya, fasilitator memperlihatkan buku yang sebenarnya. Dan membacakan cerita dalam buku itu kepada semua peserta.

  9. Guru  memberikan pekerjaan rumah kepada siswa untuk membuat Grab Bag dari buku-buku yang ada. Grab Bag yang dibuat akan keesokan harinya ditukar dengan kelompok lain untuk ditebak jalan ceritanya.

  10. siswa akan kembali mengisi catatan peminjaman buku untuk membawa buku-buku itu pulang.


Selamat mencoba

Kamis, 15 Juli 2010

Standar Kualifikasi Pengawas Sekolah yang di paksakan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah dan Madrasah sebenarnya merupakan batasan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pengawas sekolah/ madrasah. Dikatakan bahwa pendidikan minimum bagi seorang pengawas untuk TK dan SD minimal sudah berpendidikan sarjana (S1) atau diploma 4. Sedangkan untuk Pengawas SMP/ MTs dan SMA/MA serta SMK/ MAK minimal harus berpendidikan magister (S2). Itu yang formal, belum segudang kemampuan profesional yang melekat pada kapsitas masing-masing pengawas yang menyandangnya.

Segudang kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pengawas antara lain:

  1. Kompetensi kepribadian

  2. Kompetensi supervisi dan managerial

  3. kompetensi supervisi akademik

  4. Kompetensi evaluasi pendidikan

  5. kompetensi penelitian pengembangan, dan

  6. kompetensi sosial.


ke-6 kompetensi yang harus melekat pada seorang pengewas ini juga merupakan pekerjaan rumah yang teramat berat untuk bisa di wujudkan. Mengapa demikian?

Bukan rahasia lagi bahwa sistem rekruitmen pengawas sekolah masih didominasi oleh kepentingan-kepentingan yang lebih bersifat pragmatis. Bisa berupa kepentingan ekonomi, bisa juga karena lebih kepada kepentingan politis. Adapun kepentingan yang lebih bersifat profesional akademik selalu tersingkir oleh ke-2 kepentingan tadi. Oleh karena itu, penjabat pengawas sekolah lebih banyak diemban oleh mereka yang memiliki kesamaan dua kepentingan tersebut.

Selasa, 25 Mei 2010

Andai Ujian Nasional tidak ada...

Hari-hari yang paling dramatis adalah hari di mana seluruh Indonesia diumumkan hasil ujian nasional. Pada hari itu terjadi 2 peristiwa drmatis yang sangat bertolak belakang dan terjadi pada satu tempat.

Satu peristiwa terjadi luapan kegembiraan yang teramat sangat pada siswa-siswa yang dinyatakan lulus ujian nasional. Bahkan mereka merelakan seluruh pakaian dan tubuhnya dicorat-coret pakai cat berwarna, yang mungkin itu sangat sulit dihilangkan dalam beberapa hari. Bahkan saking gembiraanya mereka melakukan konvoi dengan tanpa pengaman yang menyebabkan beberapa di anatara mereka harus kehilangan nyawa.

Apa sih Matematika itu?

Ketika orang awam/anggota masyarakat ditanya ‘Apakah Matematika?’ jawabannya mung-kin berkisar pada sesuatu yang mereka ingat sewaktu mereka sekolah di antaranya:

  1. operasi bilangan  yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, penarikan akar, dan pemangkatan (aritmatika)

  2. macam-macam bilangan yaitu bilangan cacah, asli, dan pecahan (aljabar)

  3. bangun-bangun datar dan bangun-bangun ruang (geometri)

  4. konversi satuan (beserta turunannya) panjang, massa, dan waktu (pengukuran).


Jawaban di atas sudah betul, namun belum lengkap. Selain yang disebutkan di atas, pembelajaran Matematika di SD/MI adalah pengolahan data (statistika).

Matematika secara umum, mempunyai ciri-ciri/karakteristik yang dikenal sebagai berikut.

Kamis, 06 Mei 2010

Pengumuman sertifikasi guru tahun 2010

Teman-teman guru yang ikut sertifikasi angkatan tahun 2010 tentu sudah menanti-nantikan hasilnya. Berikut ini hasil penilaian portopolio sertifikasi guru kuota tahun 2010.

Untuk Rayon 13 UNS, teman-teman bisa mengakses lewat email dengan ketik:

FKIPUNS (spasi) STATUS (spasi) No Peserta. Contoh FKIPUNS STATUS 10030402710331. Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap silahkan dibuka di  sini

Pengumuman portopolio untuk Jawa Timur:

  1. Kab. Banyuwangi

  2. Kab. Bondowoso

  3. Kab. Jember

  4. Kab. Lumajang

  5. Kab. Probolinggo

  6. Kab. Situbondo

  7. Kab. Mediun

  8. Kab. Magetan

  9. Kab. Ngawi

  10. Kab. Pacitan

  11. Kab. Pasuruan

  12. Kab. Ponorogo

  13. Kab. Trenggalek

  14. Kota. Batu

  15. Kota. Madiun

  16. Kota Malang

  17. Kota Pasuruan


Untuk wilayah Yogyakarta, yang meliputi kabupaten Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul, Kodya Yogyakarta dan Sleman bisa dilihat di SINI

Senin, 12 April 2010

Kita merasa nyaman dalam ketertinggalan

Belum lama ini saya ada acara DLC meeting di Kantor DBE 2 di Gedung Bursa Efek Indonesia Jl. Sudirman Jakarta. Karena jarak kami menginap di Hotel Crown cukup jauh maka harus ditempuh dengan naik taxi. Kami bersebelas harus memesan 4 taxi untuk mengantar kami.

Terceritalah saya memilih taxi yang datang pertama kali. Sepanjang perjalanan kami ngobrol sana-sani. Obrolan mulai dari basa-basi hingga hal-hal yang akan dibahas pada meeting nanti. Karena asyiknya ngobrol kami kurang memperhatikan sepanjang perjalanan dan sangat percaya dengan sopir, bahwa Kami pasti akan diantar sampai tujuan.

Kami merasa rombongan lain masih di belakang dan mungkin butuh beberapa waktu lagi untuk sampai kantor. Tak berapa lama kami sampai kantor. Dan begitu terperangahnya kami ternyata, teman-teman yang tadinya kami tinggal duluan ternyata telah menunggu kami di meja meeting. Ternyata kami sampai di kantor paling terakhir dibanding 3 rombongan yang lain, padahal kami berangkat paling awal.

Pelajaran yang bisa kami peroleh dari peristiwa ini adalah kita ternyata sering merasa nyaman dalam kondisi ketertinggalan, karena kita berada bersama-sama dengan orang yang senasip tertinggal.

Kita tidak merasa bodoh karena orang-orang disekitar kita juga orang yang bodoh. Kita tidak merasa miskin, karena orang disekeliling kita adalah orang-orang miskin.  Kita sering merasa sudah bisa karena berada bersama dengan orang-orang yang belum bisa apa-apa.

Negeri ini sebenarnya sudah ketinggalan banyak dengan negeri-negeri tetangga. Namun kita merasa nyaman saja dengan kondisi ini karena kita adalah satu penumpang yang sama. Kebetulan juga kita jarang berkomunikasi dengan negeri tetangga, untuk saling berbagi cerita tentang kondisi di negeri kita masing-masing.

Teman, tentu kita tidak ingin menjadi bus terakhir dalam rombongan bangsa-bangsa di dunia ini. Untuk itu mari kita perbaiki pergaulan, dan selalu berkomunikasi dengan orang lain yang berada di luar rombongan ini.

Rabu, 31 Maret 2010

Membuat puzzel dari bahan sederhana

Puzzel adalah alat peraga sederhana yang mudah dibuat tetapi sangat mengasyikkan digunakan sebagai media belajar siswa.

Apakah manfaat dari puzzle?

  • Mengembangkan kapasitas anak dalam mengamati dan melakukan percobaan

  • Membedakan bagian-bagian dari sebuah benda dan meminta anak-anak untuk menyatukannya kembali

  • Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah

  • Mengembangkan koordinasi motorik halus


Bagaimana membuat puzzle?

Carilah gambar dari kalender atau majalah bekas. Lekatkan gambar tersebut pada selembar karton dan guntinglah karton dalam bentuk persegi atau bentuk-bentuk yang berbeda.

Bahan-bahan apa yang diperlukan untuk membuat puzzle?

Karton, lem, kalender atau majalah bekas (gambar), gunting

Di bawah ini adalah beberapa contoh puzzle yang dapat Anda buat:





Selasa, 16 Maret 2010

Prediksi UASBN 2009/2010 Mapel Matematika

Untuk ikut membantu memperlancar belajar siswa, berikut saya sertakan latihan soal UASBN  untuk mata pelajaran Matematika tahun 2009/2010 . SILAHKAN DI DOWNLAD DI SINI

Prediksi UASBN 2009/2010

Untuk lebih mempertajam keterampilan siswa dalam mngerjakan soal UASBN ke depan, maka berikut kami lampirkan juga latihan-latihan soal untuk 3 mapel, yaitu IPA, IPS dan Matematika. Silahkan di download di sini

Senin, 25 Januari 2010

Bagaimana melatihkan komputer pada jam pelajaran biasa di kelas?

[caption id="attachment_1120" align="alignleft" width="300" caption="SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN"][/caption]

hampir di semua sekolah yang mempunyai komputer saat ini mengajarkan keterampilan operasional komputer dengan teknik sebagaimana kursus komputer. Siswa dikumpulkan dalam satu tempat untuk kemudian diajari teori dan praktik mengoperasionalkan komputer. Hal ini tentu adalah pekerjaan yang sia-sia dan tidak efektif. Mengapa demikian? Begitulah salah satu pembahasan dalam seminar nasional pendidikan di Boyolali baru-baru ini (24 Januari 2010).

Jelas tujuan anak sekolah di suatu institusi belajar adalah tidak untuk menjadi ahli komputer. Toh kalau ada itu mungkin hanya sebagian kecil saja dari institusi belajar yang bertujuan untuk itu. Kebanyakan institusi belajar adalah bertujuan untuk membentuk peserta didik yang mampu memecahkan masalah hidupnya dalam kehidupan di masyarakat pada umumnya. Tentu komputer hanyalah salah satu sarana untuk memecahkan semua permasalan hidup yang akan dihadapi ke depan. Dengan demikian yang lebih penting adalah bagaimana siswa bisa belajar tentang berbagai kecakapan hidup dengan menggunakan komputer,bukan sebaliknya bagaimana belajar komputer agar anak bisa memecahkan masalah hidupnya.

Bagaimana cara yang efektif agar pembelajaran komputer bisa lebih efektif dan lebih tepat guna. Berikut ini salah satu alternatif teknik belajar komputer sekaligus yang lebih penting adalah belajar tentang suatu materi pelajaran atau pengalaman itu sendiri.

Deskripsi:

Kerja Model Navigator dapat dilaksanakan dengan baik apabila kita menggabungkan individu-individu yang memiliki tingkat ketrampilan yang berbeda-beda untuk menggunakan 1 komputer.

[caption id="attachment_1123" align="alignleft" width="300" caption="Navigator model Instructional"][/caption]

Salah satu cara memahami aktivitas ini adalah dengan mengandaikannya dengan perjalanan dengan 1 mobil. Anda tahun tujuan anda dan beberapa orang di dalam mobil akan membantu anda mencapai tujuan. Misalnya, ada satu pengemudi yang menjalankan mobilnya, lalu ada seorang navigator yang memberikan arah atau seorang penumpang yang memberikan informasi lain.

Dalam Model Navigator, cara komputer bekerja dengan cara yang sama seperti sebuah mobil. Bayangkan ada sebuah tim dari 4 siswa yang harus menyusun presentasi Power Point mengenai pulau-pulau terbesar di Indonesia. (Kelompok ini telah melakukan brainstorming (pendaftaran ide) dan ide-ide utama yang ditemukan itu telah ditulis di atas kertas.)

  • Navigator adalah individu yang paling menguasai komputer. Tanpa menyentuh mouse atau keyboard, ia akan melatih pengemudi untuk menggunakan komputer.  Ia hanya dapat berbicara dan menunjuk saja.

Bagaimana melatihkan komputer pada jam pelajaran biasa di kelas?

[caption id="attachment_1120" align="alignleft" width="300" caption="SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN"][/caption]

hampir di semua sekolah yang mempunyai komputer saat ini mengajarkan keterampilan operasional komputer dengan teknik sebagaimana kursus komputer. Siswa dikumpulkan dalam satu tempat untuk kemudian diajari teori dan praktik mengoperasionalkan komputer. Hal ini tentu adalah pekerjaan yang sia-sia dan tidak efektif. Mengapa demikian? Begitulah salah satu pembahasan dalam seminar nasional pendidikan di Boyolali baru-baru ini (24 Januari 2010).

Jelas tujuan anak sekolah di suatu institusi belajar adalah tidak untuk menjadi ahli komputer. Toh kalau ada itu mungkin hanya sebagian kecil saja dari institusi belajar yang bertujuan untuk itu. Kebanyakan institusi belajar adalah bertujuan untuk membentuk peserta didik yang mampu memecahkan masalah hidupnya dalam kehidupan di masyarakat pada umumnya. Tentu komputer hanyalah salah satu sarana untuk memecahkan semua permasalan hidup yang akan dihadapi ke depan. Dengan demikian yang lebih penting adalah bagaimana siswa bisa belajar tentang berbagai kecakapan hidup dengan menggunakan komputer,bukan sebaliknya bagaimana belajar komputer agar anak bisa memecahkan masalah hidupnya.

Bagaimana cara yang efektif agar pembelajaran komputer bisa lebih efektif dan lebih tepat guna. Berikut ini salah satu alternatif teknik belajar komputer sekaligus yang lebih penting adalah belajar tentang suatu materi pelajaran atau pengalaman itu sendiri.

Deskripsi:

Kerja Model Navigator dapat dilaksanakan dengan baik apabila kita menggabungkan individu-individu yang memiliki tingkat ketrampilan yang berbeda-beda untuk menggunakan 1 komputer.

[caption id="attachment_1123" align="alignleft" width="300" caption="Navigator model Instructional"][/caption]

Salah satu cara memahami aktivitas ini adalah dengan mengandaikannya dengan perjalanan dengan 1 mobil. Anda tahun tujuan anda dan beberapa orang di dalam mobil akan membantu anda mencapai tujuan. Misalnya, ada satu pengemudi yang menjalankan mobilnya, lalu ada seorang navigator yang memberikan arah atau seorang penumpang yang memberikan informasi lain.

Dalam Model Navigator, cara komputer bekerja dengan cara yang sama seperti sebuah mobil. Bayangkan ada sebuah tim dari 4 siswa yang harus menyusun presentasi Power Point mengenai pulau-pulau terbesar di Indonesia. (Kelompok ini telah melakukan brainstorming (pendaftaran ide) dan ide-ide utama yang ditemukan itu telah ditulis di atas kertas.)

  • Navigator adalah individu yang paling menguasai komputer. Tanpa menyentuh mouse atau keyboard, ia akan melatih pengemudi untuk menggunakan komputer.  Ia hanya dapat berbicara dan menunjuk saja.

Selasa, 12 Januari 2010

JADWAL UJIAN NASIONAL tahun 2010

Berdasarkan surat Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 178/MPN/HK/2009 tanggal 03 Desember 2009 perihal: Ujian Nasional (UN) Tahun pelajaran 2009/2010, maka dengan ini diberitahukan bahwa Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) akan menyelenggarakan UN pada tahun 2010 dengan jadwal sebagai berikut:

Jadwal Ujian Nasional SMA/MA, dan SMK Tahun Pelajaran 2009/2010:

  • UN Utama (22 -- 26 Maret 2010)

  • UN Susulan (29 Maret -- 5 April 2010)

  • UN Ulangan (10 -- 14 Mei 2010)


Jadwal Ujian Nasional SMP/MTs dan SMPLB Tahun Pelajaran 2009/2010:

  • UN Utama (29 Maret -- 1 April 2010)

  • UN Susulan (5 -- 8 April 2010)

  • UN Ulangan (17 -- 20 Mei 2010)


Jadwal UASBN Tahun Pelajaran 2009/2010 SD/MI dan SDLB:

  • UN Utama (4 -- 6 Mei 2010)

  • UN Susulan (10 -- 12 Mei 2010)


Untuk kisi - kisi Ujian Nasional dapat dilihat dalam:

Peraturan Mendiknas Nomor 74 Tahun 2009
Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/MI/SDLB) Tahun Pelajaran 2009/2010

Peraturan Mendiknas Nomor 75 Tahun 2009
Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tahun Pelajaran 2009/2010

Peraturan Mendiknas Nomor 84 Tahun 2009
Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 75 Tahun 2009 Tentang Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (Smp/Mts), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tahun Pelajaran 2009/2010

Untuk info selengkapanya bisa di baca di situs depdiknas BACA SELENGKAPNYA DI SINI

JADWAL UJIAN NASIONAL tahun 2010

Berdasarkan surat Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 178/MPN/HK/2009 tanggal 03 Desember 2009 perihal: Ujian Nasional (UN) Tahun pelajaran 2009/2010, maka dengan ini diberitahukan bahwa Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) akan menyelenggarakan UN pada tahun 2010 dengan jadwal sebagai berikut:

Jadwal Ujian Nasional SMA/MA, dan SMK Tahun Pelajaran 2009/2010:

  • UN Utama (22 -- 26 Maret 2010)

  • UN Susulan (29 Maret -- 5 April 2010)

  • UN Ulangan (10 -- 14 Mei 2010)


Jadwal Ujian Nasional SMP/MTs dan SMPLB Tahun Pelajaran 2009/2010:

  • UN Utama (29 Maret -- 1 April 2010)

  • UN Susulan (5 -- 8 April 2010)

  • UN Ulangan (17 -- 20 Mei 2010)


Jadwal UASBN Tahun Pelajaran 2009/2010 SD/MI dan SDLB:

  • UN Utama (4 -- 6 Mei 2010)

  • UN Susulan (10 -- 12 Mei 2010)


Untuk kisi - kisi Ujian Nasional dapat dilihat dalam:

Peraturan Mendiknas Nomor 74 Tahun 2009
Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/MI/SDLB) Tahun Pelajaran 2009/2010

Peraturan Mendiknas Nomor 75 Tahun 2009
Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tahun Pelajaran 2009/2010

Peraturan Mendiknas Nomor 84 Tahun 2009
Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 75 Tahun 2009 Tentang Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (Smp/Mts), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tahun Pelajaran 2009/2010

Untuk info selengkapanya bisa di baca di situs depdiknas BACA SELENGKAPNYA DI SINI

Inpasing Tunjangan Profesional Guru non PNS

Berikut ini adalah kutipan tulisan dari DITJEN PMPTK tentang Inpasing Tunjangan Profesional Guru Non PNS. Dalam tulisan ini saya juga link-kan dengan daftar guru yg telah menerima inpasing.

  1. Persyaratan
    Penetapan jabatan fungsional Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil dan angka kreditnya, bukan sebatas untuk memberikan tunjangan profesi bagi mereka, namun lebih jauh adalah untuk menetapkan kesetaraan jabatan, pangkat/golongan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku sekailgus demi tertib administrasi Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil. Atas dasar itu, Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil yang dapat ditetapkan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya adalah:


    1. Guru tetap yang mengajar pada satuan pendidikan, TK/TKLB/RA/BA atau yang sederajat; SD/SDLB/MI atau yang sederajat; SMP/SMPLB/MTs atau yang sederajat; dan SMA/SMK/SMALB/MA/MAK atau yang sederajat, yang telah memiliki izin operasional dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Dinas Pendidikan Provinsi setempat. Guru dimaksud adalah guru yang diangkat oleh pemerintah, pemerintah daerah dan yayasan/masyarakat penyelenggara pendidikan.


    2. Kualifikasi akademik minimal S-1/D-IV


    3. Masa kerja sebagai guru sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun berturut-turut pada satmingkal yang sama.


    4. Usia setinggi-tingginya 59 tahun pada saat diusulkan.


    5. Telah memiliki NUPTK yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

    6. Melampirkan syarat-syarat administratif :

Inpasing Tunjangan Profesional Guru non PNS

Berikut ini adalah kutipan tulisan dari DITJEN PMPTK tentang Inpasing Tunjangan Profesional Guru Non PNS. Dalam tulisan ini saya juga link-kan dengan daftar guru yg telah menerima inpasing.

  1. Persyaratan
    Penetapan jabatan fungsional Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil dan angka kreditnya, bukan sebatas untuk memberikan tunjangan profesi bagi mereka, namun lebih jauh adalah untuk menetapkan kesetaraan jabatan, pangkat/golongan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku sekailgus demi tertib administrasi Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil. Atas dasar itu, Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil yang dapat ditetapkan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya adalah:


    1. Guru tetap yang mengajar pada satuan pendidikan, TK/TKLB/RA/BA atau yang sederajat; SD/SDLB/MI atau yang sederajat; SMP/SMPLB/MTs atau yang sederajat; dan SMA/SMK/SMALB/MA/MAK atau yang sederajat, yang telah memiliki izin operasional dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Dinas Pendidikan Provinsi setempat. Guru dimaksud adalah guru yang diangkat oleh pemerintah, pemerintah daerah dan yayasan/masyarakat penyelenggara pendidikan.


    2. Kualifikasi akademik minimal S-1/D-IV


    3. Masa kerja sebagai guru sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun berturut-turut pada satmingkal yang sama.


    4. Usia setinggi-tingginya 59 tahun pada saat diusulkan.


    5. Telah memiliki NUPTK yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

    6. Melampirkan syarat-syarat administratif :

Rabu, 06 Januari 2010

Bedanya antara Kyai dan Pejabat

Dalam semua percaturan politik di Indonesia sosok Kyai dan Pejabat tidak bisa terlepas bagaikan air teh yang telah menyatu. Sosok Kyai selalu muncul dalam percaturan karena akan selalu dimanfaatkan sebagai mesin politik yang terbukti mampu mendulang suara secara efektif. Walapun dia tidak lebih dimanfaatkan bak air putih saja. Dia ada di mana-mana tetapi tidak bisa memberi warna.

Bedanya antara Kyai dan Pejabat

Dalam semua percaturan politik di Indonesia sosok Kyai dan Pejabat tidak bisa terlepas bagaikan air teh yang telah menyatu. Sosok Kyai selalu muncul dalam percaturan karena akan selalu dimanfaatkan sebagai mesin politik yang terbukti mampu mendulang suara secara efektif. Walapun dia tidak lebih dimanfaatkan bak air putih saja. Dia ada di mana-mana tetapi tidak bisa memberi warna.

Jumat, 01 Januari 2010

Saat di bangku sekolah proses belajar anak justru berhenti

Melanjutkan tulisan saya di CTL (Contextual Teaching and Learning) bahwa proses belajar anak untuk hidup justru terhenti di bangku sekolah. Sekolah yang identik sebagai tempat belajar, tempat penanaman budi pekerti, pusat pembelajaran budaya, dan sebagai pusat penempaan anak agar menjadi manusia dewasa dan mandiri. Sayang sekali justru sekolahan  inilah yang  sekarang menghentikan proses pembelajaran tersebut.

[caption id="attachment_1099" align="alignleft" width="240" caption="belajar terbatas di kelas"][/caption]

Di bangku sekolah anak hanya belajar sangat sedikit tentang bagaimana hidup di dunia yang sebenarnya. Di bangku sekolah anak tidak lebih dari sekedar "nyantri" dengan mencoba menjauhkan diri dari segala urusan duniawi. Padahal nyata-nyata tujuan dari 2 lembaga pendidikan tersebut adalah berbeda. Di sekolah anak dipenjara oleh dinding-dinding kelas berukuran 7 x 7 meter dengan kegiatan yang monoton untuk mendengarkan guru dengan sekali-sekali ikut bicara pada saat ditanya oleh gurunya. Tidak ada proses belajar mengatasi permasalahan yang dia hadapi sehari-hari di rumah. Tidak ada lagi proses belajar untuk menyongsong masa depan dalam persaingan kerja dan sebagainya.

Itulah sekilas yang digambarkan oleh kondisi sekolah-sekolah yang masih menerapkan konsep pembelajaran tradisional yang hanya mengejar hasil Ujian Nasional. Para guru tidak salah, sekolah juga tidak salah. Namun barangkali sistem dan budaya masyarakat yang salah.

Sistem menghendaki Ujian Nasional sebagai standar nasional kualitas pendidikan di seluruh wilayah. Padahal Ujian Nasional tidak dapat menilai kompetensi siswa secara nyata, selain hanya kemampuan mengingat saja. Budaya masyarakat juga sudah terlanjur keliru mensikapi dalam menilai kualitas suatu sekolah. Menerutnya sekolah yang berkualitas adalah sekolah yang mampu menghasilkan siswa-siswi yang bernilai Ujian Nasional tinggi. Selain itu jika sekolah dipercaya untuk menentukan ujian sendiri juga belum bisa dipercaya tingkat kesahihannya. Apakah mereka akan obyektif menilai hasil kerja mereka sendiri dalam membelajarkan siswa?

Sebuah permasalahan yang sangat sulit untuk di jawab.

Saat di bangku sekolah proses belajar anak justru berhenti

Melanjutkan tulisan saya di CTL (Contextual Teaching and Learning) bahwa proses belajar anak untuk hidup justru terhenti di bangku sekolah. Sekolah yang identik sebagai tempat belajar, tempat penanaman budi pekerti, pusat pembelajaran budaya, dan sebagai pusat penempaan anak agar menjadi manusia dewasa dan mandiri. Sayang sekali justru sekolahan  inilah yang  sekarang menghentikan proses pembelajaran tersebut.

[caption id="attachment_1099" align="alignleft" width="240" caption="belajar terbatas di kelas"][/caption]

Di bangku sekolah anak hanya belajar sangat sedikit tentang bagaimana hidup di dunia yang sebenarnya. Di bangku sekolah anak tidak lebih dari sekedar "nyantri" dengan mencoba menjauhkan diri dari segala urusan duniawi. Padahal nyata-nyata tujuan dari 2 lembaga pendidikan tersebut adalah berbeda. Di sekolah anak dipenjara oleh dinding-dinding kelas berukuran 7 x 7 meter dengan kegiatan yang monoton untuk mendengarkan guru dengan sekali-sekali ikut bicara pada saat ditanya oleh gurunya. Tidak ada proses belajar mengatasi permasalahan yang dia hadapi sehari-hari di rumah. Tidak ada lagi proses belajar untuk menyongsong masa depan dalam persaingan kerja dan sebagainya.

Itulah sekilas yang digambarkan oleh kondisi sekolah-sekolah yang masih menerapkan konsep pembelajaran tradisional yang hanya mengejar hasil Ujian Nasional. Para guru tidak salah, sekolah juga tidak salah. Namun barangkali sistem dan budaya masyarakat yang salah.

Sistem menghendaki Ujian Nasional sebagai standar nasional kualitas pendidikan di seluruh wilayah. Padahal Ujian Nasional tidak dapat menilai kompetensi siswa secara nyata, selain hanya kemampuan mengingat saja. Budaya masyarakat juga sudah terlanjur keliru mensikapi dalam menilai kualitas suatu sekolah. Menerutnya sekolah yang berkualitas adalah sekolah yang mampu menghasilkan siswa-siswi yang bernilai Ujian Nasional tinggi. Selain itu jika sekolah dipercaya untuk menentukan ujian sendiri juga belum bisa dipercaya tingkat kesahihannya. Apakah mereka akan obyektif menilai hasil kerja mereka sendiri dalam membelajarkan siswa?

Sebuah permasalahan yang sangat sulit untuk di jawab.

Pengertian CTL (Contextual Teaching and Learning)

[caption id="attachment_1089" align="alignleft" width="300" caption="Belajar untuk hidup dan kehidupan"][/caption]

Manusia ini dilahirkan adalah untuk menjalani proses belajar. Pada saat pertama kali lahir dia harus belajar "netek" dengan berjuang menyesuaikan besaran mulut dengan volume puting ibunya. Dia juga harus melalui belajar berkomunikasi dengan lingkungan dengan menangis yang berbeda-beda nadanya. Untuk selanjutnya dia tiada hari tanpa melalui proses belajar untuk dapat hidup. Mulai dari berjalan, belajar berbicara, belajar makan sendiri, belajar mandi, belajar bersepeda dan sebagainya.

Namun sayang sekali saat memasuki bangku sekolah si manusia tidak lagi melalui hari-harinya dengan belajar untuk hidup. Setelah si manusia bisa belajar membaca dan menulis untuk selanjutnya hanyalah dilalui dengan belajar menghafalkan-menghafalkan dan menghafalkan. Sebenarnya kita tahu bahwa kemampuan menghafalkan memang dibutuhkan dalam kehidupan, namun itu sangatlah sedikit.

Untuk mengembalikan roh belajar itu sendiri, maka perlu diciptakan model pembelajaran yang lebih mendekatkan siswa kepada hidup dan kehidupan nyata di masyarakat atau lebih dikenal dengan nama CTL (Contextual Teaching and Learning)

Pengertian CTL (Contextual Teaching and Learning)

[caption id="attachment_1089" align="alignleft" width="300" caption="Belajar untuk hidup dan kehidupan"][/caption]

Manusia ini dilahirkan adalah untuk menjalani proses belajar. Pada saat pertama kali lahir dia harus belajar "netek" dengan berjuang menyesuaikan besaran mulut dengan volume puting ibunya. Dia juga harus melalui belajar berkomunikasi dengan lingkungan dengan menangis yang berbeda-beda nadanya. Untuk selanjutnya dia tiada hari tanpa melalui proses belajar untuk dapat hidup. Mulai dari berjalan, belajar berbicara, belajar makan sendiri, belajar mandi, belajar bersepeda dan sebagainya.

Namun sayang sekali saat memasuki bangku sekolah si manusia tidak lagi melalui hari-harinya dengan belajar untuk hidup. Setelah si manusia bisa belajar membaca dan menulis untuk selanjutnya hanyalah dilalui dengan belajar menghafalkan-menghafalkan dan menghafalkan. Sebenarnya kita tahu bahwa kemampuan menghafalkan memang dibutuhkan dalam kehidupan, namun itu sangatlah sedikit.

Untuk mengembalikan roh belajar itu sendiri, maka perlu diciptakan model pembelajaran yang lebih mendekatkan siswa kepada hidup dan kehidupan nyata di masyarakat atau lebih dikenal dengan nama CTL (Contextual Teaching and Learning)