Ada beberapa pendapat yang dikemukakan tentang hakekat/pengertian belajar antara lain:
a. Menurut Morgan (Whandi: 2009) belajar didefinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil pengalaman Definisi ini. Mencakup tiga unsur, yaitu: (1). Belajar adalah perubahan tingkah laku, (2). Perubahan tersebut terjadi karena latihan atau pengalaman. Perubahan yang terjadi pada tingkah laku karena kedewasaan bukan belajar, dan (3). Perubahan tersebut harus relatif permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama.
b. Menurut Snelbecker (Whandi: 2009) menyimpulkan devinisi belajar sebagai berikut: (1) Belajar harus mencakup tinglah laku. (2) Tingkah laku tersebut harus berubah dari tingkat yang paling sederhana sampai yang kompleks. (3) Proses perubahan tingkah laku tersebut harus dapat dikontrol sendiri atau dikontrol oleh faktor-faktor eksternal.
c. Menurut Gagne (Whandi: 2009) Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisma berubah tingkah lakunya sebagai akibat pengalaman Dari pengertian tersebut terdapat tiga atribut pokok atau ciri utama belajar, yaitu: proses, perilaku, dan pengalaman, dengan pengertian sebagai berikut
1) Proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Aktifitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan yang dapat diamati guru adalah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat dari adanya aktifitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut.
2) Perubahan Perilaku
Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, ketrampilan, atau penguasaan nilai-nilai sikap.
3) Pengalaman
Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi antara individu dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Lingkungan fisik, misalnya :buku, alat peraga, alam sekitar. Lingkungan sosial, misalnya: guru, siswa pustakawan, dan Kepala Sekolah.
Belajar bisa melalui pengalaman langsung maupun melalui pengalaman tidak langsung. Belajar melalui pengalaman langsung, misalnya siswa belajar dengan melakukan sendiri dan pengalaman sendiri. Belajar melalui pengalaman tidak langsung, misalnya mengatahui dari membaca buku, mendengarkan penjelasan guru. Belajar dengan melalui pengalaman langsung hasilnya akan lebih baik karena siswa lebih memahami, lebih menguasai pelajaran tersebut, bahkan pelajaran terasa oleh siswa lebih bermakna.
d. Menurut HM. Surya (2002), belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh Individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu iti sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurutnya ada keterkaitan antara pengertian belajar dengan pengertian lain, misalnya:
1) Belajar dan Pertumbuhan, Perkembangan dan Kematangan.
Dalam proses pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan,akan terjadi perubahan tingkah laku. Akan tetapi perubahan yang terjadi dalam ketiga pengertian itu tidak tergolong sebagai perubahan dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi dalam pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan akan terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam secara naluriah. Proses belajar efektif apabila ada persesuaian dengan proses pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan. Sebaliknya proses pertumbuhan dan perkembangan akan berlangsung dengan baik apabila disertai dengan belajar.
2) Belajar dan Menghafal
Antara belajar dan menghafal ada keterkaitan. Belajar mempunyai pengertian lebih luas daripada menghafal. Dalam menghafal perubahan tingkah lakunya hanya terbatas dalam penyimpanan dan pengeluaran informasi dalam kesadaran (otak). Sedangkan dalam belajar perubahan tingkah lakunya mencakup keseluruhan. Menghafal hanya salah satu aspek saja dari tingkah laku kognitif, dan belum mencakup tingkah laku lainnya.
3) Belajar dan Latihan
Belajar dan latihan mempunyai keterkaitan meskipun tidak identik Dalam belajar dan dalam latihan akan terjadi perubahan tingkah laku. Aspek tingkah laku yang berubah karena latihan adalah perubahan dalam bentuk skil atau ketrampilan.
4) Belajar dan Studi
Dalam aktifitas studi, perubahan tingkah laku yang terjadi adalah aspek pengetahuan (knowledge) dan pemahaman (understanding) Aktifitas studi merupakan bagian dari aktifitas belajar secara keseluruhan.
5) Belajar dan Berpikir
Ada keterkaitan antara belajar dan berpikir. Berpikr merupakan proses kognitif dalam tingkah laku yang lebih tinggi. Dalam berpikir individu akan menggunakan berbagai informasi yang dimilikinya untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Untuk dapat berpikir secara efektif seseorang harus menguasai sejumlah informasi (fakta, konsep, generalisasi, prinsip, teori, dan sebagainya), Informasi yang dimiliki seseorang diperoleh melalui belajar.
Teori-teori belajar Matematika dalam pembelajaran Matematika, banyak dikemukakan oleh para ahli Matematika, antara lain :
a. Teori Belajar Bruner
Jeromi S.Bruner telah menulis hasil studinya tentang perkembangan belajar, yang merupakan suatu cara untuk mendevinisikan belajar. Bruner menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa atau benda di dalam lingkungannya, menemukan cara untuk menyatakan kembali peristiwa atau benda tersebut di dalam pikirannya, yaitu suatu model mental tentang peristiwa atau benda yang dialaminya atau dikenalnya.
Menurut Bruner hal-hal tersebut dapat dinyatakan sebagai proses belajar yang terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :
1) Tahap Enaktif atau Tahap Kegiatan (Enactif)
Tahap pertama anak belajar konsep adalah berhubungan dengan benda-benda real atau mengalami peristiwa di dunia sekitarnya. Anak masih dalam gerak refleks dan coba-coba, memanipulasikan, menyusun, menjejerkan mengutak atik, dan bentuk-bentuk gerak lainnya.
2) Tahap Ikonik atau Tahap Gambar Bayangan (Iconik)
Pada tahap ini anak telah mengubah, manandai, dan menyimpan peristiwa- peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan mental.
3) Tahap Simbolik (Symbolic)
Pada terakhir ini, anak dapat mengutarakan bayangan- bayangan mental tersebut dalam bentuk simbul dan bahasa.
b. Teori Belajar Dienes
Teori belajar Matematika menurur Dienes ada enam tahapan, yaitu :
1) Tahap 1. Bermain Bebas (Free Play) Pada tahap ini anak-anak bermain bebas tanpa diarahkan dengan menggunakan benda-banda Matematika kongkret.
2) Tahap 2. Permainan (Games) anak mulai mengamati pola dan keteraturan yang terdapat dalam konsep melalui permainan, siswa diajak untuk mulai mengenal dan memikirkan struktur-struktur Matematika, untuk menolong anak bersifat logis dan matematis.
3) Tahap 3. Penelaahan Kesamaan Sifat (Searching For Comunities) siswa mulai diarahkan dalam kegiatan menemukan sifat-sifat kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti.
4) Tahap 4. Representasi (Reprecentation) siswa mulai belajar membuat pernyataan atau representasi tentang sifat-sifat kesamaan suatu konsep matematika yang diperoleh pada tahap penelaahan kesamaan sifat. Representasi bisa dalam bentuk gambar,diagram, atau verbal (dengan kata-kata atau ucapan)
5) Tahap 5. Simbolik (Symbolic) siswa perlu menciptakan simbol matematika atau rumusan verbal yang cocok untuk menyatakan konsep yang representasinya sudah diketahui pada tahap keempat. Simbol segitiga adalah ∆. Simbol angka satu adalah 1, dan seterusnya.
6) Tahap 6. Formalisasi (Formalitation) siswa belajar mengorganisasikan konsep-konsep mem,bentuk secara formal, dan harus sampai pada pemahaman aksioma, sifat, aturan, dalil sehingga menjadi struktur dari sistem yang dibahas.
c. Teori Belajar Van Hiele
Teori belajar menurut Van Hiele ada lima tahapan, yaitu :
1) Tahap 1. Pengenalan siswa mulai belajar mengenal suatu bangun geometri secara keseluruhan, tetapi ia belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat dari bangun geometri yang dilihatnya itu.
2) Tahap 2. Analisis siswa sudah mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki bangun geometri yang diamati.
3) Tahap 3. Pengurutan siswa sudah mengenal dan memahami sifat-sifat suatu bangun geometri yang satu sama lainnya saling berhubungan.
4). Tahap 4. deduktif siswa telah mampu menarik kesimpulan secara deduktif, yaitu menarik kesimpulan yang bersifat umum dan menuju ke hal-hal yang bersifat khusus.
5) Tahap 5. Akurasi siswa sudah mulai menyadari pentingnya ketepatan prinsip-prinsip dasar yamg melandasi suatu pembuktian.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa definisi dari belajar adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja yang dapat menimbulkan tingkah laku (baik aktual/nyata maupun potensiil/tidaktampak) dimana perubahan yang dihasilkan tersebut bersifat positif dan berlaku dalam waktu yang relatif lama
1 komentar:
Sudah cukup lengkap
Posting Komentar