Cari Blog Ini

Senin, 15 Juni 2009

Pengertian dan Penerapan Metode Jigsaw

Metode  jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian.

jigsawSetiap siswa yang ada di “kelompok awal” mengkhususkan diri pada satu bagian dari sebuah unit pembelajaran. Para siswa kemudian bertemu dengan anggota kelompok lain yang ditugaskan untuk mengerjakan bagian yang lain, dan setelah menguasai materi lainnya ini mereka akan pulang ke kelompok awal mereka dan menginformasikan materi tersebut ke anggota lainnya.

Semua siswa dalam “kelompok awal” telah membaca materi yang sama dan mereka bertemu serta mendiskusikannya untuk memastikan pemahaman.

Mereka kemudian berpindah ke “kelompok jigsaw” – dimana anggotanya berasal dari kelompok lain yang telah membaca bagian tugas yang berbeda. Dalam kelompok-kelompok ini mereka berbagi pengetahuan dengan anggota kelompok lain dan mempelajari materi-materi yang baru.

Setelah menguasai materi baru ini, semua siswa pulang ke “kelompok awal” dan setiap anggota berbagi pengetahuan yang baru mereka pelajari dalam kelompok “jigsaw.” Seperti dalam “jigsaw puzzle” (teka-teki potongan gambar), setiap potongan gambar – analogi dari setiap bagian pengetahuan – adalah penting untuk penyelesaian dan pemahaman utuh dari hasil akhir

Jigsaw adalah teknik pembelajaran aktif yang biasa digunakan karena teknik ini mempertahankan tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi.

Fasilitator dapat mengatur strategi jigsaw dengan dua cara:

Pengelompokkan Homogen

Instruksi: Kelompokkan para peserta yang memiliki kartu nomor yang sama. Misalnya, para pe­serta akan diorganisir ke dalam kelompok diskusi berdasarkan apa yang mereka baca. Oleh karena itu, semua peserta yang membaca Bab 1, Bab 2, dst, akan ditempatkan di kelompok yang sama.

Sediakanlah empat kertas lipat, lipatlah masing-masing menjadi dua menjadi papan nama, berilah nomor 1 sampai 4 dan letakkanlah di atas meja.

Kelebihan: Pengelompokan semacam ini memungkinkan peserta berbagi perspektif yang ber­beda tantang bacaan yang sama, yang secara potensial diakibatkan oleh pemahaman yang lebih mendalam terhadap salah satu bab. Potensi yang lebih besar untuk memunculkan proses analisis daripada hanya sekedar narasi sederhana.

Kelemahan: fokusnya sempit (satu bab) dan kemungkinan akan berlebihan.

Pengelompokkan Hiterogen

Instruksi: Tempatkan para peserta yang memiliki nomor yang berbeda-beda untuk duduk ber­sama. Misalnya, setiap kelompok diskusi kemungkinan akan terdiri atas 4 individu: satu yang telah membaca Bab 1, satu yang telah membaca Bab 2, dsb.

Sediakanlah empat kertas lipat, lipatlah masing-masing menjadi dua menjadi papan nama, berilah nomor 1 sampai 4 dan letakkanlah di setiap meja. Biarkan para peserta mencari tempatnya sendiri sesuai bab yang telah mereka baca berdasarkan “siapa cepat ia dapat”.

Kelebihan: Memungkinkan “peer instruction” dan pengumpulan pengetahuan, memberikan pe­serta informasi dari bab-bab yang tidak mereka baca.

Kelemahan: Apabila satu peserta tidak membaca tugasnya, informasi tersebut tidak dapat dibagi/ didiskusikan. Potensi untuk pembelajaran yang naratif (bukan interpretatif) dalam berbagi infor­masi.

30 komentar:

larash mengatakan...

saya mau tanya.... jika model jigsaw dikaitka dengan CLIS apakah bisa?
bagaimana jika diterapkan untuk pembelajaran fisika?
trims

Lincah mengatakan...

Tlng jelaskn..bagaimana jika mtode jiksaw dkaitkn dg pendekatan deduktif?trimz..

sunartombs mengatakan...

Memang metode jigsaw selama ini lebih banyak digunakan untuk pembelajaran dengan pola induktif, artinya menemukan berbagai informasi untuk kemudian dishare kepada seluruh anggota kelompok. Namun demikian pembelajaran yang pola deduktif sebenarnya dapat diterapkan dalam berbagai metode pembelajaran tergantung bagaimana kita mendesign. Dalam Metode jigsaw, pola deduktif bisa kita terapkan dengan memodifikasi tugas yang ada dalam pos-pos keahlian. Misal pos I siswa diminta untuk menghitung jumlah ubin yang ada di ruangan, Pos II siswa diminta menghitung panjang dan lebar ruangan, sementara di pos III siswa diminta menghitung luas ruangan.
Nah saat mereka kembali ke kelompok asal mereka diminta mengkorelasikan antara jumlah ubin, panjang dan lebar ruangan serta luas ruangan. Apa hubungan ?
Itu hanya sedikit contoh yang tentu Pak Lincah dapat mengembangkannya lebih jauh lagi. Selamat!!

Fathur taufiq STAIS mengatakan...

Bagaimn kesimpulanx metode jigsaw itu...? Trim ya...

Pak Nyamin mengatakan...

Sy pernah pakai Jigsaw untuk ptk, memang cocok untuk motivasi dan keaktifan. Kebetulan sasaran siswa dengan level kemampuan di atas rata-rata, kemampuan baca tinggi. Tapi setelah saya pakai di sekolah yang sasaran siswanya kemampuan rata-rata rendah, kemampuan baca rendah, agak kacau.
apa ada tip n saran untuk memperbaiki kekacauan ini?

sunartombs mengatakan...

Menggunakan jigsaw memang membuat anak bisa aktif. Namun sering kali ketika diterapkan pertama kali di kelas sering terjadi kegaduhan. Ini sering dialami oleh guru-guru SD di tahap awal menggunakan teknik ini. Namun kalau sudah dilakukan berulang-ulang biasanya sudah terkendali. Terus dalam memberikan materi untuk jigsaw disarankan bukan materi yang baru sama sekali, sehingga anak mampu memberikan apresiasi terhadap materi, bukan hanya melaporkan ringkasan materi. terima kasih

rosa mengatakan...

saya mao nanya...
tipe jigsaw ada berapa yah..?

Neng Ida mengatakan...

Pak gak bisa divisualisasikankah penjelasannya??? khawatir masih gak klik. Jangan-jangan yang saya pahami tentang jigsaw malah ga bener gitu.

sunartombs mengatakan...

bisa sih..

halim mengatakan...

tlong lebih point nya gan !!

lailatul khusnah mengatakan...

saya mau tanya, bagaimana cara pembelajaran anak usia 7-12 th dengan menggunakan jigsaw flashcard untuk meningkatkan vocab bahasa inggris mereka?

sunartombs mengatakan...

banyak cara mbak. Anda bisa membagikan gambar yang berbeda2 utk tiap kelompok, kemudian siswa bertugas mencari kosa kata bhs inggris di kamus. Kemudian baru setiap kelompok berkunjung ke kelompok lain.
bisa juga dengan guru menentukan suatu tema dengan suatu gambar peristiwa (gb pasar, gb toko, dsb) kemudian setiap kelompok menuliskan kosa kata yang berhubungan dengan tema tsb. baru kemudian dilakukan kunjungan ke setiap kelompok dsb.
inti banyak yg bisa kita lakukan dengan kreasi sedikit aja, kegiatan menjadi lebih menarik

araby mengatakan...

Mengajar menggunakan model jigsaw memang sangat menarik dan menyenangkan bagi siswa siswi, juga tidak terlalu melelahkan bagi guru. seorang guru berfungsi sbg fasilitator, dan juga membimbing anak dlm mengambil kesimpulan akhir. Terima kasih atas postingan anda mengenai model jigsaw ini karena hal ini dpt menambah pengetahuan kami.

Lilly Lubay mengatakan...

Ijin reposting di blog Saya ya Pak.. dengan tetap menuliskan sumber nya ..

terimakasih

sunartombs mengatakan...

silahkan, jika bermanfaat

ade mengatakan...

bagai mana caranya penerapan metode jigzaw ini dalam mata pelajaran sejarah?

sunartombs mengatakan...

Caranya sama dengan mata pelajaran yg lain. Ini mudah kok, biasanya untuk mengatasi banyaknya materi, namun waktu dan sumber materi sedikit.

ema mengatakan...

sy mau tanya bagai mana jigsaw dgn speaking untuk anak smk?

Ambar Widyaningsih mengatakan...

Menarik sekali strategi pembelajaran jigsaw ini, mudah2an bisa mempraktekannya. Mungkin bila SD yang ada di pedesaan agak susah karena kemampuan anak tidak seragam. mungkin ada solusinya Pak?

ani mengatakan...

bagaimana caranya menerapkan metode jigsaw pada pembelajaran matematika yang lebih difokuskan pada permasalahan aritmetika dasar (berhitung)? makasih....

Resty Suliesstieeyo Nugroho mengatakan...

pak?bagaimana cara menerapkan metode jigsaw dalam mengapresiasi drama komedi?

sunartombs mengatakan...

Sesuai dengan sifat dari metode jigsaw, utk materi pelajaran mengapresiasi drama komedi yang paling mungkin dilakukan adalah ada 2 kemungkinan:
1. Mengapresiasi beberapa drama komedi dalam 1 waktu. sehingga setiap kelompok mempunyai apresiasi yg berbeda.
2. Mengapresiasi satu drama komedi, dengan fokus masing-masing kelompok yang berbeda, misalnya karakter tokohnya, skenarionya, kreatvitasnya dsb.

Resty Suliesstieeyo Nugroho mengatakan...

kalau cara meningkatkanya pak?

sunartombs mengatakan...

Cara meningkatkan apa ya Resty?

Erna Wati mengatakan...

metode jigsaw memang menarik tp kdang waktu kurang ckup,bngaimana y supaya waktu ckup dlm 2 x 40 mnit

sunartombs mengatakan...

Justru Jigsaw diciptakan untuk mengatasi banyaknya materi dengan waktu terbatas. Kalau 2 x 40 mnt tdk cukup, coba tengok materinya, mungkin terlalu banyak atau ada kegiatan yg over lap yg membahas materi yg sama

areximut mengatakan...

Jigsaw telah memberikan solusi yang luar biasa dalam pembelajaran saya

soni mengatakan...

gan ada pengetian lain dari teknik jigsaw dan kelebih teknik jigsaw bgi guru jga pesrta didik itu seperri apa,,,?

suaraterbaru mengatakan...

terima kasih atas informasinya.....

metode jig saw « sitiwiwin9 mengatakan...

[...] http://sunartombs.wordpress.com/2009/06/15/pengertian-dan-penerapan-metode-jigsaw/ [...]