Cari Blog Ini

Selasa, 14 Juli 2009

Rahasia kemenangan SBY di Nangroe Aceh Darussalam

Nangroe Aceh Darussalam, 14 Juli 2009

[caption id="attachment_846" align="alignleft" width="300" caption="Ngobrol di Warung Solong NAD"]Ngobrol di Warung Solong NAD[/caption]

Di sela-sela agenda DLC (District Learning Coordinator) meeting kami sempatkan diri untuk minum kopi di Warung Solong Banda Aceh. Dalam kesempatan itu saya banyak ngobrol dengan warga Aceh yang berada di warung itu sekitar perkembangan Aceh terakhir pasca Tsunami dan tentu tidak ketinggalan adalah ngobrol tentang sekitar pilpres yang baru saja dilalui pada tanggal 8 Juli 2009 lalu.

Dalam obrolan itu terungkap beberapa informasi tentang realitas politik yang dirasakan oleh warga Aceh (khususnya yang berada di warung tersebut). Dalam kesempatan tersebut mereka menyampaikan informasi bahwa di seluruh wilayah Aceh hampir 100% memilih SBY sebagai presiden periode 2010 - 2014. Ini memang terlihat dari hasil qiuck count bahwa di provinsi NAD SBY menang telak sekitar 94%.

Apa yang membuat SBY "luar biasa" di provinsi yang sangat "Istimewa" ini?

Dalam obrolan tersebut mereka mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

  1. Saat ini rakyat Aceh hanya percaya kepada SBY yang benar-benar telah membuat Aceh lebih damai dan sejahtera dibanding rezim-rezim sebelumnya. Pada masa pemerintahan SBY-lah konflik antara TNI dan GAM benar-benar mereda, bahkan boleh dibilang sudah aman dan damai. SBY juga tidak pernah melakukan tekanan militer ke wilayah ini. SBY juga memberikan kesempatan yang sama kepada rakyat Aceh (GAM dan Non GAM) untuk meniti jenjang karir yang sama, misalnya dalam karir politik maupun berusaha.

  2. Mereka tidak memilih Mega-Prabowo dikarenakan Megawati pernah ingkar janji. Waktu tahun 2004 dengan meneteskan air mata mengatakan akan mendamaikan Aceh, namun dalam perjalanan setelah menjadi presiden Megawati pernah mengirimkan tentara dalam jumlah yang lebih banyak untuk "berperang" melawan GAM. Di sisi lain pasangan megawati yaitu Prabowo adalah identik dengan KOPASUS. Menurut mereka KOPASUS adalah musuh besar GAM (yang pada saat ini realitas penguasa wilayah NAD).

  3. Mereka tidak memilih JK-Wiranto dikarenakan JK terkesan membodohi rakyat Aceh karena dia mengaku perdamaian di Aceh adalah berkat dirinya. Rakyat Aceh menganggap bahwa perdamaian terjadi adalah berkat kebersamaan antara rakyat Aceh dengan Pemerintah saat ini. Sebagian dari mereka bahkan berseloroh bahwa perdamaian di Aceh adalah berkat bencana Tsunami. Pengakuan yang spontan tersebut diamini oleh pengunjung yang lain. Hal tersebut dijelaskan karena realitas mengatakan pasca Tsunami rakyat Aceh hidup lebih makmur. Tsunami juga membuat rakyat Aceh lebih kompak dalam bahu membahu membangun keterpurukan akibat tsunami. Selain itu mereka tidak memilih JK-Wiranto karena mereka melihat sosok Wiranto adalah Panglima ABRI pada saat Orde baru.


Sekali lagi pernyataan tersebut muncul dari beberapa warga aceh yang sedang minum kopi bereng di Warung Kopi Ulee Kareng Solong Jl. P Iskandar, Banda Aceh. Sama sekali dalam tulisan ini tidak bermaksud untuk mendukung atau melemahkan salah satu pasangan Capres. Dalam tulisan ini juga tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari obrolan tersebut menjadi sebuah opini publik rakyat Aceh pada umumnya. Semua terserah kembali kepada pembaca bagaimana menyikapi tulisan ini.

1 komentar:

ninik mengatakan...

Oleh-olehnya dari Tourney ke Aceh , ya ?
Seneng banget dapat kesempatan berbincang langsung dengan masyarakat Aceh. Karena perolehan 94% suara dalam Pilpres unt pasangan SBY-Budiono memang luar biasa.Mengingat banyak hal terjadi di Aceh sepanjang rentang pemerintahannya.