Awal tahun pelajaran 2011-2012 Mendiknas M Nuh memberikan sambutan yang harus diteruskan oleh seluruh jajaran Pendidikan di Institusi masing-masing mulai dari Sekolah dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Bahkan selain sambutan mendiknas yang harus dibacakan oleh kepala satuan Pendidikan, juga diharuskan untuk mengucapkan Janji/ Prasetya dari masing-masing komponen pendidikan seperti guru, karyawan dan siswa untuk secara konsisten menerapkan pembelajaran karakter di sekolah atau perguruan tinggi masing-masing.
Pendidikan Karakter perlu dikembangkan di sekolah. Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan grand design pendidikan karakter untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Grand design menjadi rujukan konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan. Adapun acuan konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dikelompokan sebagaimana uraian berikut.
1. Olah Hati (Spiritual and emotional development). Olah hati bermuara pada pengelolaan spiritual dan emosional.
2. Olah Pikir (intellectual development). Olah pikir bermuara pada pengelolaan intelektual.
3. Olah Raga dan Kinestetik (Physical and kinestetic development). Olah raga bermuara pada pengelolaan fisik.
4. Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development). Olah rasa bermuara pada pengelolaan kreativitas
Pengembangan pendidikan karakter bisa menggunakan kurikulum berkarakter atau “Kurikulum Holistik Berbasis Karakter” (Character-based Integrated Curriculum). Kurikulum ini merupakan kurikulum terpadu yang menyentuh semua aspek kebutuhan anak. Sebuah kurikulum yang terkait, tidak terkotak-kotak dan dapat merefleksikan dimensi, keterampilan, dengan menampilkan tema-tema yang menarik dan kontekstual.
Bidang-bidang pengembangan yang ada di TK dan mata pelajaran yang ada di SD yang dikembangkan dalam konsep pendidikan kecakapan hidup yang terkait dengan pendidikan personal dan sosial, pengembangan berpikir/kognitif, pengembangan karakter dan pengembangan persepsi motorik juga dapat tersusun dengan baik apabila materi ajarnya dirancang melalui pembelajaran yang terpadu dan menyeluruh (Holistik). Pembelajaran holistik terjadi apabila kurikulum dapat menampilkan tema yang mendorong terjadinya eksplorasi atau kejadian-kejadian secara autentik dan alamiah. Dengan munculnya tema atau kejadian yang alami ini akan terjadi suatu proses pembelajaran yang bermakna dan materi yang dirancang akan saling terkait dengan berbagai bidang pengembangan yang ada dalam kurikulum.
Pembelajaran holistik berlandaskan pada pendekatan inquiry, dimana anak dilibatkan dalam merencanakan, bereksplorasi dan berbagi gagasan. Anak-anak didorong untuk berkolaborasi bersama teman-temannya dan belajar dengan “cara” mereka sendiri. Anak-anak diberdayakan sebagai si pembelajar dan mampu mengejar kebutuhan belajar mereka melalui tema-tema yang dirancang. Sebuah pembelajaran yang holistik hanya dapat dilakukan dengan baik apabila pembelajaran yang akan dilakukan alami, natural, nyata, dekat dengan diri anak, dan guru-guru yang melaksanakannya memiliki pemahaman konsep pembelajaran terpadu dengan baik. Selain itu juga dibutuhkan kreativitas dan bahan-bahan atau sumber yang kaya serta pengalaman guru dalam berlatih membuat model-model yang tematis juga sangat menentukan kebermaknaan pembelajaran.
Agar dapat diimplementasikan dengan baik dalam proses pembelajaran sehari-hari maka perlu dimasukkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh masing-masing pendidik. Berikut adalah CONTOH RPP TEMATIK YANG MEMASUKKAN PENDIDIKAN KARAKTER. SILAHKAN DOWNLOAD !!
Semoga bermanfaat.
2 komentar:
Subhanallah, semoga keberkahan terlimpah untuk anda
Betull''''''sebenarnya pendidikAN Karakter dr dulu sdh diajarkan tiap hari oleh guru sblum pak Mentri ngomong....tp tdk tertulis sperti sekarang....smua pihak hrs bertanggung jawab dlm hal ini...jgn guru terus yg jd beban tugas....capee....
Posting Komentar