Cari Blog Ini

Senin, 25 Januari 2010

Bagaimana melatihkan komputer pada jam pelajaran biasa di kelas?

[caption id="attachment_1120" align="alignleft" width="300" caption="SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN"][/caption]

hampir di semua sekolah yang mempunyai komputer saat ini mengajarkan keterampilan operasional komputer dengan teknik sebagaimana kursus komputer. Siswa dikumpulkan dalam satu tempat untuk kemudian diajari teori dan praktik mengoperasionalkan komputer. Hal ini tentu adalah pekerjaan yang sia-sia dan tidak efektif. Mengapa demikian? Begitulah salah satu pembahasan dalam seminar nasional pendidikan di Boyolali baru-baru ini (24 Januari 2010).

Jelas tujuan anak sekolah di suatu institusi belajar adalah tidak untuk menjadi ahli komputer. Toh kalau ada itu mungkin hanya sebagian kecil saja dari institusi belajar yang bertujuan untuk itu. Kebanyakan institusi belajar adalah bertujuan untuk membentuk peserta didik yang mampu memecahkan masalah hidupnya dalam kehidupan di masyarakat pada umumnya. Tentu komputer hanyalah salah satu sarana untuk memecahkan semua permasalan hidup yang akan dihadapi ke depan. Dengan demikian yang lebih penting adalah bagaimana siswa bisa belajar tentang berbagai kecakapan hidup dengan menggunakan komputer,bukan sebaliknya bagaimana belajar komputer agar anak bisa memecahkan masalah hidupnya.

Bagaimana cara yang efektif agar pembelajaran komputer bisa lebih efektif dan lebih tepat guna. Berikut ini salah satu alternatif teknik belajar komputer sekaligus yang lebih penting adalah belajar tentang suatu materi pelajaran atau pengalaman itu sendiri.

Deskripsi:

Kerja Model Navigator dapat dilaksanakan dengan baik apabila kita menggabungkan individu-individu yang memiliki tingkat ketrampilan yang berbeda-beda untuk menggunakan 1 komputer.

[caption id="attachment_1123" align="alignleft" width="300" caption="Navigator model Instructional"][/caption]

Salah satu cara memahami aktivitas ini adalah dengan mengandaikannya dengan perjalanan dengan 1 mobil. Anda tahun tujuan anda dan beberapa orang di dalam mobil akan membantu anda mencapai tujuan. Misalnya, ada satu pengemudi yang menjalankan mobilnya, lalu ada seorang navigator yang memberikan arah atau seorang penumpang yang memberikan informasi lain.

Dalam Model Navigator, cara komputer bekerja dengan cara yang sama seperti sebuah mobil. Bayangkan ada sebuah tim dari 4 siswa yang harus menyusun presentasi Power Point mengenai pulau-pulau terbesar di Indonesia. (Kelompok ini telah melakukan brainstorming (pendaftaran ide) dan ide-ide utama yang ditemukan itu telah ditulis di atas kertas.)

  • Navigator adalah individu yang paling menguasai komputer. Tanpa menyentuh mouse atau keyboard, ia akan melatih pengemudi untuk menggunakan komputer.  Ia hanya dapat berbicara dan menunjuk saja.

Bagaimana melatihkan komputer pada jam pelajaran biasa di kelas?

[caption id="attachment_1120" align="alignleft" width="300" caption="SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN"][/caption]

hampir di semua sekolah yang mempunyai komputer saat ini mengajarkan keterampilan operasional komputer dengan teknik sebagaimana kursus komputer. Siswa dikumpulkan dalam satu tempat untuk kemudian diajari teori dan praktik mengoperasionalkan komputer. Hal ini tentu adalah pekerjaan yang sia-sia dan tidak efektif. Mengapa demikian? Begitulah salah satu pembahasan dalam seminar nasional pendidikan di Boyolali baru-baru ini (24 Januari 2010).

Jelas tujuan anak sekolah di suatu institusi belajar adalah tidak untuk menjadi ahli komputer. Toh kalau ada itu mungkin hanya sebagian kecil saja dari institusi belajar yang bertujuan untuk itu. Kebanyakan institusi belajar adalah bertujuan untuk membentuk peserta didik yang mampu memecahkan masalah hidupnya dalam kehidupan di masyarakat pada umumnya. Tentu komputer hanyalah salah satu sarana untuk memecahkan semua permasalan hidup yang akan dihadapi ke depan. Dengan demikian yang lebih penting adalah bagaimana siswa bisa belajar tentang berbagai kecakapan hidup dengan menggunakan komputer,bukan sebaliknya bagaimana belajar komputer agar anak bisa memecahkan masalah hidupnya.

Bagaimana cara yang efektif agar pembelajaran komputer bisa lebih efektif dan lebih tepat guna. Berikut ini salah satu alternatif teknik belajar komputer sekaligus yang lebih penting adalah belajar tentang suatu materi pelajaran atau pengalaman itu sendiri.

Deskripsi:

Kerja Model Navigator dapat dilaksanakan dengan baik apabila kita menggabungkan individu-individu yang memiliki tingkat ketrampilan yang berbeda-beda untuk menggunakan 1 komputer.

[caption id="attachment_1123" align="alignleft" width="300" caption="Navigator model Instructional"][/caption]

Salah satu cara memahami aktivitas ini adalah dengan mengandaikannya dengan perjalanan dengan 1 mobil. Anda tahun tujuan anda dan beberapa orang di dalam mobil akan membantu anda mencapai tujuan. Misalnya, ada satu pengemudi yang menjalankan mobilnya, lalu ada seorang navigator yang memberikan arah atau seorang penumpang yang memberikan informasi lain.

Dalam Model Navigator, cara komputer bekerja dengan cara yang sama seperti sebuah mobil. Bayangkan ada sebuah tim dari 4 siswa yang harus menyusun presentasi Power Point mengenai pulau-pulau terbesar di Indonesia. (Kelompok ini telah melakukan brainstorming (pendaftaran ide) dan ide-ide utama yang ditemukan itu telah ditulis di atas kertas.)

  • Navigator adalah individu yang paling menguasai komputer. Tanpa menyentuh mouse atau keyboard, ia akan melatih pengemudi untuk menggunakan komputer.  Ia hanya dapat berbicara dan menunjuk saja.

Selasa, 12 Januari 2010

JADWAL UJIAN NASIONAL tahun 2010

Berdasarkan surat Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 178/MPN/HK/2009 tanggal 03 Desember 2009 perihal: Ujian Nasional (UN) Tahun pelajaran 2009/2010, maka dengan ini diberitahukan bahwa Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) akan menyelenggarakan UN pada tahun 2010 dengan jadwal sebagai berikut:

Jadwal Ujian Nasional SMA/MA, dan SMK Tahun Pelajaran 2009/2010:

  • UN Utama (22 -- 26 Maret 2010)

  • UN Susulan (29 Maret -- 5 April 2010)

  • UN Ulangan (10 -- 14 Mei 2010)


Jadwal Ujian Nasional SMP/MTs dan SMPLB Tahun Pelajaran 2009/2010:

  • UN Utama (29 Maret -- 1 April 2010)

  • UN Susulan (5 -- 8 April 2010)

  • UN Ulangan (17 -- 20 Mei 2010)


Jadwal UASBN Tahun Pelajaran 2009/2010 SD/MI dan SDLB:

  • UN Utama (4 -- 6 Mei 2010)

  • UN Susulan (10 -- 12 Mei 2010)


Untuk kisi - kisi Ujian Nasional dapat dilihat dalam:

Peraturan Mendiknas Nomor 74 Tahun 2009
Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/MI/SDLB) Tahun Pelajaran 2009/2010

Peraturan Mendiknas Nomor 75 Tahun 2009
Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tahun Pelajaran 2009/2010

Peraturan Mendiknas Nomor 84 Tahun 2009
Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 75 Tahun 2009 Tentang Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (Smp/Mts), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tahun Pelajaran 2009/2010

Untuk info selengkapanya bisa di baca di situs depdiknas BACA SELENGKAPNYA DI SINI

JADWAL UJIAN NASIONAL tahun 2010

Berdasarkan surat Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 178/MPN/HK/2009 tanggal 03 Desember 2009 perihal: Ujian Nasional (UN) Tahun pelajaran 2009/2010, maka dengan ini diberitahukan bahwa Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) akan menyelenggarakan UN pada tahun 2010 dengan jadwal sebagai berikut:

Jadwal Ujian Nasional SMA/MA, dan SMK Tahun Pelajaran 2009/2010:

  • UN Utama (22 -- 26 Maret 2010)

  • UN Susulan (29 Maret -- 5 April 2010)

  • UN Ulangan (10 -- 14 Mei 2010)


Jadwal Ujian Nasional SMP/MTs dan SMPLB Tahun Pelajaran 2009/2010:

  • UN Utama (29 Maret -- 1 April 2010)

  • UN Susulan (5 -- 8 April 2010)

  • UN Ulangan (17 -- 20 Mei 2010)


Jadwal UASBN Tahun Pelajaran 2009/2010 SD/MI dan SDLB:

  • UN Utama (4 -- 6 Mei 2010)

  • UN Susulan (10 -- 12 Mei 2010)


Untuk kisi - kisi Ujian Nasional dapat dilihat dalam:

Peraturan Mendiknas Nomor 74 Tahun 2009
Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/MI/SDLB) Tahun Pelajaran 2009/2010

Peraturan Mendiknas Nomor 75 Tahun 2009
Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tahun Pelajaran 2009/2010

Peraturan Mendiknas Nomor 84 Tahun 2009
Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 75 Tahun 2009 Tentang Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (Smp/Mts), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tahun Pelajaran 2009/2010

Untuk info selengkapanya bisa di baca di situs depdiknas BACA SELENGKAPNYA DI SINI

Inpasing Tunjangan Profesional Guru non PNS

Berikut ini adalah kutipan tulisan dari DITJEN PMPTK tentang Inpasing Tunjangan Profesional Guru Non PNS. Dalam tulisan ini saya juga link-kan dengan daftar guru yg telah menerima inpasing.

  1. Persyaratan
    Penetapan jabatan fungsional Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil dan angka kreditnya, bukan sebatas untuk memberikan tunjangan profesi bagi mereka, namun lebih jauh adalah untuk menetapkan kesetaraan jabatan, pangkat/golongan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku sekailgus demi tertib administrasi Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil. Atas dasar itu, Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil yang dapat ditetapkan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya adalah:


    1. Guru tetap yang mengajar pada satuan pendidikan, TK/TKLB/RA/BA atau yang sederajat; SD/SDLB/MI atau yang sederajat; SMP/SMPLB/MTs atau yang sederajat; dan SMA/SMK/SMALB/MA/MAK atau yang sederajat, yang telah memiliki izin operasional dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Dinas Pendidikan Provinsi setempat. Guru dimaksud adalah guru yang diangkat oleh pemerintah, pemerintah daerah dan yayasan/masyarakat penyelenggara pendidikan.


    2. Kualifikasi akademik minimal S-1/D-IV


    3. Masa kerja sebagai guru sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun berturut-turut pada satmingkal yang sama.


    4. Usia setinggi-tingginya 59 tahun pada saat diusulkan.


    5. Telah memiliki NUPTK yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

    6. Melampirkan syarat-syarat administratif :

Inpasing Tunjangan Profesional Guru non PNS

Berikut ini adalah kutipan tulisan dari DITJEN PMPTK tentang Inpasing Tunjangan Profesional Guru Non PNS. Dalam tulisan ini saya juga link-kan dengan daftar guru yg telah menerima inpasing.

  1. Persyaratan
    Penetapan jabatan fungsional Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil dan angka kreditnya, bukan sebatas untuk memberikan tunjangan profesi bagi mereka, namun lebih jauh adalah untuk menetapkan kesetaraan jabatan, pangkat/golongan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku sekailgus demi tertib administrasi Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil. Atas dasar itu, Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil yang dapat ditetapkan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya adalah:


    1. Guru tetap yang mengajar pada satuan pendidikan, TK/TKLB/RA/BA atau yang sederajat; SD/SDLB/MI atau yang sederajat; SMP/SMPLB/MTs atau yang sederajat; dan SMA/SMK/SMALB/MA/MAK atau yang sederajat, yang telah memiliki izin operasional dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Dinas Pendidikan Provinsi setempat. Guru dimaksud adalah guru yang diangkat oleh pemerintah, pemerintah daerah dan yayasan/masyarakat penyelenggara pendidikan.


    2. Kualifikasi akademik minimal S-1/D-IV


    3. Masa kerja sebagai guru sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun berturut-turut pada satmingkal yang sama.


    4. Usia setinggi-tingginya 59 tahun pada saat diusulkan.


    5. Telah memiliki NUPTK yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

    6. Melampirkan syarat-syarat administratif :

Rabu, 06 Januari 2010

Bedanya antara Kyai dan Pejabat

Dalam semua percaturan politik di Indonesia sosok Kyai dan Pejabat tidak bisa terlepas bagaikan air teh yang telah menyatu. Sosok Kyai selalu muncul dalam percaturan karena akan selalu dimanfaatkan sebagai mesin politik yang terbukti mampu mendulang suara secara efektif. Walapun dia tidak lebih dimanfaatkan bak air putih saja. Dia ada di mana-mana tetapi tidak bisa memberi warna.

Bedanya antara Kyai dan Pejabat

Dalam semua percaturan politik di Indonesia sosok Kyai dan Pejabat tidak bisa terlepas bagaikan air teh yang telah menyatu. Sosok Kyai selalu muncul dalam percaturan karena akan selalu dimanfaatkan sebagai mesin politik yang terbukti mampu mendulang suara secara efektif. Walapun dia tidak lebih dimanfaatkan bak air putih saja. Dia ada di mana-mana tetapi tidak bisa memberi warna.

Jumat, 01 Januari 2010

Saat di bangku sekolah proses belajar anak justru berhenti

Melanjutkan tulisan saya di CTL (Contextual Teaching and Learning) bahwa proses belajar anak untuk hidup justru terhenti di bangku sekolah. Sekolah yang identik sebagai tempat belajar, tempat penanaman budi pekerti, pusat pembelajaran budaya, dan sebagai pusat penempaan anak agar menjadi manusia dewasa dan mandiri. Sayang sekali justru sekolahan  inilah yang  sekarang menghentikan proses pembelajaran tersebut.

[caption id="attachment_1099" align="alignleft" width="240" caption="belajar terbatas di kelas"][/caption]

Di bangku sekolah anak hanya belajar sangat sedikit tentang bagaimana hidup di dunia yang sebenarnya. Di bangku sekolah anak tidak lebih dari sekedar "nyantri" dengan mencoba menjauhkan diri dari segala urusan duniawi. Padahal nyata-nyata tujuan dari 2 lembaga pendidikan tersebut adalah berbeda. Di sekolah anak dipenjara oleh dinding-dinding kelas berukuran 7 x 7 meter dengan kegiatan yang monoton untuk mendengarkan guru dengan sekali-sekali ikut bicara pada saat ditanya oleh gurunya. Tidak ada proses belajar mengatasi permasalahan yang dia hadapi sehari-hari di rumah. Tidak ada lagi proses belajar untuk menyongsong masa depan dalam persaingan kerja dan sebagainya.

Itulah sekilas yang digambarkan oleh kondisi sekolah-sekolah yang masih menerapkan konsep pembelajaran tradisional yang hanya mengejar hasil Ujian Nasional. Para guru tidak salah, sekolah juga tidak salah. Namun barangkali sistem dan budaya masyarakat yang salah.

Sistem menghendaki Ujian Nasional sebagai standar nasional kualitas pendidikan di seluruh wilayah. Padahal Ujian Nasional tidak dapat menilai kompetensi siswa secara nyata, selain hanya kemampuan mengingat saja. Budaya masyarakat juga sudah terlanjur keliru mensikapi dalam menilai kualitas suatu sekolah. Menerutnya sekolah yang berkualitas adalah sekolah yang mampu menghasilkan siswa-siswi yang bernilai Ujian Nasional tinggi. Selain itu jika sekolah dipercaya untuk menentukan ujian sendiri juga belum bisa dipercaya tingkat kesahihannya. Apakah mereka akan obyektif menilai hasil kerja mereka sendiri dalam membelajarkan siswa?

Sebuah permasalahan yang sangat sulit untuk di jawab.

Saat di bangku sekolah proses belajar anak justru berhenti

Melanjutkan tulisan saya di CTL (Contextual Teaching and Learning) bahwa proses belajar anak untuk hidup justru terhenti di bangku sekolah. Sekolah yang identik sebagai tempat belajar, tempat penanaman budi pekerti, pusat pembelajaran budaya, dan sebagai pusat penempaan anak agar menjadi manusia dewasa dan mandiri. Sayang sekali justru sekolahan  inilah yang  sekarang menghentikan proses pembelajaran tersebut.

[caption id="attachment_1099" align="alignleft" width="240" caption="belajar terbatas di kelas"][/caption]

Di bangku sekolah anak hanya belajar sangat sedikit tentang bagaimana hidup di dunia yang sebenarnya. Di bangku sekolah anak tidak lebih dari sekedar "nyantri" dengan mencoba menjauhkan diri dari segala urusan duniawi. Padahal nyata-nyata tujuan dari 2 lembaga pendidikan tersebut adalah berbeda. Di sekolah anak dipenjara oleh dinding-dinding kelas berukuran 7 x 7 meter dengan kegiatan yang monoton untuk mendengarkan guru dengan sekali-sekali ikut bicara pada saat ditanya oleh gurunya. Tidak ada proses belajar mengatasi permasalahan yang dia hadapi sehari-hari di rumah. Tidak ada lagi proses belajar untuk menyongsong masa depan dalam persaingan kerja dan sebagainya.

Itulah sekilas yang digambarkan oleh kondisi sekolah-sekolah yang masih menerapkan konsep pembelajaran tradisional yang hanya mengejar hasil Ujian Nasional. Para guru tidak salah, sekolah juga tidak salah. Namun barangkali sistem dan budaya masyarakat yang salah.

Sistem menghendaki Ujian Nasional sebagai standar nasional kualitas pendidikan di seluruh wilayah. Padahal Ujian Nasional tidak dapat menilai kompetensi siswa secara nyata, selain hanya kemampuan mengingat saja. Budaya masyarakat juga sudah terlanjur keliru mensikapi dalam menilai kualitas suatu sekolah. Menerutnya sekolah yang berkualitas adalah sekolah yang mampu menghasilkan siswa-siswi yang bernilai Ujian Nasional tinggi. Selain itu jika sekolah dipercaya untuk menentukan ujian sendiri juga belum bisa dipercaya tingkat kesahihannya. Apakah mereka akan obyektif menilai hasil kerja mereka sendiri dalam membelajarkan siswa?

Sebuah permasalahan yang sangat sulit untuk di jawab.

Pengertian CTL (Contextual Teaching and Learning)

[caption id="attachment_1089" align="alignleft" width="300" caption="Belajar untuk hidup dan kehidupan"][/caption]

Manusia ini dilahirkan adalah untuk menjalani proses belajar. Pada saat pertama kali lahir dia harus belajar "netek" dengan berjuang menyesuaikan besaran mulut dengan volume puting ibunya. Dia juga harus melalui belajar berkomunikasi dengan lingkungan dengan menangis yang berbeda-beda nadanya. Untuk selanjutnya dia tiada hari tanpa melalui proses belajar untuk dapat hidup. Mulai dari berjalan, belajar berbicara, belajar makan sendiri, belajar mandi, belajar bersepeda dan sebagainya.

Namun sayang sekali saat memasuki bangku sekolah si manusia tidak lagi melalui hari-harinya dengan belajar untuk hidup. Setelah si manusia bisa belajar membaca dan menulis untuk selanjutnya hanyalah dilalui dengan belajar menghafalkan-menghafalkan dan menghafalkan. Sebenarnya kita tahu bahwa kemampuan menghafalkan memang dibutuhkan dalam kehidupan, namun itu sangatlah sedikit.

Untuk mengembalikan roh belajar itu sendiri, maka perlu diciptakan model pembelajaran yang lebih mendekatkan siswa kepada hidup dan kehidupan nyata di masyarakat atau lebih dikenal dengan nama CTL (Contextual Teaching and Learning)

Pengertian CTL (Contextual Teaching and Learning)

[caption id="attachment_1089" align="alignleft" width="300" caption="Belajar untuk hidup dan kehidupan"][/caption]

Manusia ini dilahirkan adalah untuk menjalani proses belajar. Pada saat pertama kali lahir dia harus belajar "netek" dengan berjuang menyesuaikan besaran mulut dengan volume puting ibunya. Dia juga harus melalui belajar berkomunikasi dengan lingkungan dengan menangis yang berbeda-beda nadanya. Untuk selanjutnya dia tiada hari tanpa melalui proses belajar untuk dapat hidup. Mulai dari berjalan, belajar berbicara, belajar makan sendiri, belajar mandi, belajar bersepeda dan sebagainya.

Namun sayang sekali saat memasuki bangku sekolah si manusia tidak lagi melalui hari-harinya dengan belajar untuk hidup. Setelah si manusia bisa belajar membaca dan menulis untuk selanjutnya hanyalah dilalui dengan belajar menghafalkan-menghafalkan dan menghafalkan. Sebenarnya kita tahu bahwa kemampuan menghafalkan memang dibutuhkan dalam kehidupan, namun itu sangatlah sedikit.

Untuk mengembalikan roh belajar itu sendiri, maka perlu diciptakan model pembelajaran yang lebih mendekatkan siswa kepada hidup dan kehidupan nyata di masyarakat atau lebih dikenal dengan nama CTL (Contextual Teaching and Learning)