Cari Blog Ini

Rabu, 29 Juli 2009

Model pembelajaran debat aktif


Model debat aktif
Model Debat active

Membuat pembelajaran yang  menarik dan sekaligus mengaktifkan siswa banyak sekali caranya. Salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan model debat aktif.

Model pembelajaran debat aktif  merupakan modifikasi dari model-model diskusi terbuka yang terjadi di kalangan kampus. Bagaimana membawa suasana debat tersebut di pada jenjang pendidikan yang lebih rendah. Dimana pelaku debat adalah siswa SD yang belum banyak menguasai konsep atau argumentasi yang kuat untuk mempertahankan pendapatnya?

Model pembelajaran debat aktif tersebut dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Buatlah sebuah pernyataan yang kontroversi terhadap materi yang telah kita berikan sebelumnya. Misalnya "ayam sebenarnya juga termasuk binatang carnivora (pemakan daging)".
  2. Bentuk siswa dalam 2 kelompok besar di dalam kelas.
  3. Satu kelompok adalah sebagai kelompok "PRO" atau pendukung pernyataan tersebut, sementara satu kelompok yang lain adalah sebagai kelompok KONTRA atau kelompok yang menolak pernyataan tersebut.
  4. Silahkan tanyakan kepada kelompok PRO, mengapa mereka mendukung pernyataan tersebut. Alasan-alasan apa yang menguatkan pernyataan tersebut?
  5. Sementara untuk kelompok KONTRA harus mempertahankan pendapatnya tersebut juga disertai dengan argumentasi-argumentasi yang masuk akal.
  6. Atur lalu-lintas debat agar tidak terjadi "Debat kusir".
Model pembelajaran ini mempunyai banyak kelebihan, antara lain:
  1. memantapkan pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan.
  2. Melatih siswa untuk bersikap kritis terhadap semua teori yang telah diberikan.
  3. Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat.

Selasa, 28 Juli 2009

Good Practices USAID-DBE 2 Jawa Tengah


USAID-DBE 2 GOOD Practices

Surakarta, 28 Juli 2009

Menjelang berakhirnya program USAID-DBE 2 di Indonesia pada tahun 2010 yang akan datang perlu dilakukan sosialisasi tentang keberhasilan-keberhasilan USAID-DBE 2 dalam membantu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Sudah banyak hal yang dilakukan oleh USAID-DBE 2 mulai tahun 2005 sampai dengan tahun ini. Sesuai dengan bidang tugas DBE 2 yaitu peningkatan mutu pembelajaran di sekolah selama 4 tahun ini DBE 2 sudah mampu membantu meningkatkan kapasitas guru SD/MI dalam berbagai bidang, antara lain:
  1. Pelatihan WIAL (What Is Active Learning)
  2. Paket Pelatihan Dasar, yang bersisi tentang paket pelatihan PAKEM DASAR untuk seluruh mata pelajaran.
  3. Paket Pelatihan PAKEM Matematika
  4. Paket Pelatihan PAKEM Bahasa Indonesia
  5. Paket Pelatihan Pengelolaan kelas
  6. Paket Pelatihan PAKEM IPA
  7. Paket Pelatihan DALI (Designing Active Learning with ICT)
  8. Paket Pelatihan Intel Teach
  9. Paket Pelatihan IAI (Interactive Audia Interaction)
  10. Paket Pelatihan Management PSBG
  11. Paket Pelatihan Pendampingan
  12. Paket Pelatihan Laporan Mutu Sekolah
Tentu ke-12 program pelatihan yang telah berhasil dengan baik dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia perlu diteruskan. Hal ini dikarenakan baik secara kuantutatif maupun kualitatif kapasita para guru telah meningkat sangat signifikan setelah mengiplementasikan pelatihan DBE 2 tersebut.

Program yang demikian baik, akan sangat mubadzir jika tidak ada good will dari pemerintah Daerah untuk melanjutkannya.

Senin, 27 Juli 2009

Tingkatkan mutu pendidikan dengan Optimalisasi fungsi PKG


DLC Meeting Aceh
DLC Meeting


Banda Aceh, 15 Juli 2009.

Merencanakan berbagai strategi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia memang harus komprehensip. Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia harus dimulai dari peningkatan good will atau niat baik dari pemerintah, peningkatan kesadaran masyarakat, peningkatan kapasitas para guru, dan tentu juga harus disertai dengan peningkatan ketersediaan sarana dan prasarannya. Kira-kira demikian salah satu isi pembahasan pada DLC meeting baru-baru ini di Banda Aceh.

Namun demikian untuk mencapai beberapa komponen di atas secara bersamaan, tentu merupakan hal yang sangat sulit. Upaya yang realistis untuk dilakukan adalah dengan mengoptimalkan fungsi PKG di setiap gugus sekolah. Mengapa bisa demikian?

Ya. Di PKG sebenarnya sudah merupakan replika kecil dari struktur Dinas Pendidikan yang ada di Indonesia. Di PKG ada para Ketua PKG yang perannya sama dengan Kepala Dinas (suka-rela) untuk mengatur beberapa sekolah dalam menjalankan program-program yang telah di susun bersama.

Di PKG juga ada PBS (Pemandu Bidang Studi) yang berfungsi bagaikan para ahli di bidang-bidang tertentu yang dapat dijadikan rujukan bagi para guru lain yang membutuhkannya. PKG mempunyai program yang jelas. Dan Di PKG juga sudah tersedia dana (walaupun dari iuran para anggotanya).

Sebenarnya apa saja fungsi PKG tersebut?

  1. PKG sebagai tempat pertemuan.

  2. PKG sebagai tempat untuk pengembangan profesi.

  3. PKG sebagai tempat untuk mendapatkan informasi

  4. PKG sebagai tempat untuk memproduksi kreativitas guru.

Bagaimana penjelasan masing-masing fungsi tersebut?

Anda dapat hubungi sunartombs@gmail.com

Rabu, 15 Juli 2009

Cluster Resources Center (Pusat Sumber Belajar Gugus)


PSBG Dwarawati Blora
PSBG Dwarawati Blora

Materi pembelajaran dan ilmu pengetahuan terus berkembang. Sementara sekolah-sekolah yang ada di Indonesia memiliki keterbatasan untuk selalu memenuhi atau update sumber belajar yang sesuai dengan perkembangan.


Kalau mengandalkan bantuan pemerintah kendala tersebut mungkin sangat memakan waktu untuk pencapaiannya. Keterbatasan sumber belajar di Sekolah-sekolah yang ada di Indonesia  ini perlu di sikapi dengan cerdas. Satu hal yang sangat realistis adalah dengan menyatukan kemampuan gugus (sekolah-sekolah yang berdekatan) untuk membentuk pusat sumber belajar gugus.

Konsepnya adalah setiap sekolah memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang terbatas pada SDM atau gurunya, ada yang terbatas pada sumber-sumber belajarnya, ada yang terbatas masalah pendanaannya. Andaikan saja ada 10 sekolah terdekat bersatu bahu-membahu membuat CRC (Cluster Resources Center) pasti hasilnya menjadi sangat signifikan untuk sumber belajar para guru.

Andaikan saja setiap sekolah mempunyai 100 buah buku, jika terkumpul dalam satu tempat maka akan sudah ada 1000 buku.

Andaikan saja masing-masing sekolah ada 2 orang guru yang hebat, maka di CRC akan ada 20 orang guru yang hebat yang berkumpul menjadi satu untuk lebih cepat maju.

Andaikan saja masing-masing sekolah mempunyai 1 pengalaman mengajar yang bagus, maka dalam CRC akan terkumpul 10 pengalaman belajar terbaik yang dapat dimiliki bersama.

Selamat!!!

Selasa, 14 Juli 2009

Rahasia kemenangan SBY di Nangroe Aceh Darussalam

Nangroe Aceh Darussalam, 14 Juli 2009

[caption id="attachment_846" align="alignleft" width="300" caption="Ngobrol di Warung Solong NAD"]Ngobrol di Warung Solong NAD[/caption]

Di sela-sela agenda DLC (District Learning Coordinator) meeting kami sempatkan diri untuk minum kopi di Warung Solong Banda Aceh. Dalam kesempatan itu saya banyak ngobrol dengan warga Aceh yang berada di warung itu sekitar perkembangan Aceh terakhir pasca Tsunami dan tentu tidak ketinggalan adalah ngobrol tentang sekitar pilpres yang baru saja dilalui pada tanggal 8 Juli 2009 lalu.

Dalam obrolan itu terungkap beberapa informasi tentang realitas politik yang dirasakan oleh warga Aceh (khususnya yang berada di warung tersebut). Dalam kesempatan tersebut mereka menyampaikan informasi bahwa di seluruh wilayah Aceh hampir 100% memilih SBY sebagai presiden periode 2010 - 2014. Ini memang terlihat dari hasil qiuck count bahwa di provinsi NAD SBY menang telak sekitar 94%.

Apa yang membuat SBY "luar biasa" di provinsi yang sangat "Istimewa" ini?

Dalam obrolan tersebut mereka mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

  1. Saat ini rakyat Aceh hanya percaya kepada SBY yang benar-benar telah membuat Aceh lebih damai dan sejahtera dibanding rezim-rezim sebelumnya. Pada masa pemerintahan SBY-lah konflik antara TNI dan GAM benar-benar mereda, bahkan boleh dibilang sudah aman dan damai. SBY juga tidak pernah melakukan tekanan militer ke wilayah ini. SBY juga memberikan kesempatan yang sama kepada rakyat Aceh (GAM dan Non GAM) untuk meniti jenjang karir yang sama, misalnya dalam karir politik maupun berusaha.

  2. Mereka tidak memilih Mega-Prabowo dikarenakan Megawati pernah ingkar janji. Waktu tahun 2004 dengan meneteskan air mata mengatakan akan mendamaikan Aceh, namun dalam perjalanan setelah menjadi presiden Megawati pernah mengirimkan tentara dalam jumlah yang lebih banyak untuk "berperang" melawan GAM. Di sisi lain pasangan megawati yaitu Prabowo adalah identik dengan KOPASUS. Menurut mereka KOPASUS adalah musuh besar GAM (yang pada saat ini realitas penguasa wilayah NAD).

  3. Mereka tidak memilih JK-Wiranto dikarenakan JK terkesan membodohi rakyat Aceh karena dia mengaku perdamaian di Aceh adalah berkat dirinya. Rakyat Aceh menganggap bahwa perdamaian terjadi adalah berkat kebersamaan antara rakyat Aceh dengan Pemerintah saat ini. Sebagian dari mereka bahkan berseloroh bahwa perdamaian di Aceh adalah berkat bencana Tsunami. Pengakuan yang spontan tersebut diamini oleh pengunjung yang lain. Hal tersebut dijelaskan karena realitas mengatakan pasca Tsunami rakyat Aceh hidup lebih makmur. Tsunami juga membuat rakyat Aceh lebih kompak dalam bahu membahu membangun keterpurukan akibat tsunami. Selain itu mereka tidak memilih JK-Wiranto karena mereka melihat sosok Wiranto adalah Panglima ABRI pada saat Orde baru.


Sekali lagi pernyataan tersebut muncul dari beberapa warga aceh yang sedang minum kopi bereng di Warung Kopi Ulee Kareng Solong Jl. P Iskandar, Banda Aceh. Sama sekali dalam tulisan ini tidak bermaksud untuk mendukung atau melemahkan salah satu pasangan Capres. Dalam tulisan ini juga tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari obrolan tersebut menjadi sebuah opini publik rakyat Aceh pada umumnya. Semua terserah kembali kepada pembaca bagaimana menyikapi tulisan ini.

Senin, 13 Juli 2009

Soal-soal latihan untuk Siswa SD

Berikut saya informasikan berbagai soal-soal latihan untuk siswa sekolah Dasar yang dibuat oleh http://www.duniabelajar.com/index.php. Latihan-latihan soal tersebut bisa digunakan secara on line, sehingga siswa atau guru bisa mengetahui nilai akhir setelah mengerjakan seluruh soal. Semoga dapat membantu para guru dalam membimbing putra-putrinya.

  1. Soal latihan siswa kelas 1

  2. Soal latihan siswa kelas 2.

  3. Soal latihan siswa kelas 3.

  4. Soal latihan siswa kelas 4

  5. Soal latihan siswa kelas 5

  6. Soal Latihan siswa kelas 6

Pengertian Penilaian Otentik

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.

[caption id="attachment_837" align="alignleft" width="300" caption="Penilaian otentik"]Penilaian otentik[/caption]

Tujuan dari penilaian adalah untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan prediksi.

  1. Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain. Penilaian ini akan menunjukkan kedudukan peserta didik dalam urutan dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi penilaian untuk grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain sehingga lebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm-referenced assessment).

  2. Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi penilaian untuk menentukan seseorang dapat masuk atau tidak di sekolah tertentu.

  3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai kompetensi.

  4. Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.

  5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang perlu remidiasi atau pengayaan.

  6. Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik.

Pengumuman sertifikasi Jalur Pendidikan tahun 2009

Berikut pengumuman sertifikasi jalur pendidikan tahun 2009

1. Jawa tengah sebanyak 103 orang. Selengkapnya bisa dilihat di sini.

2. Untuk rekapitulasi secara nasional dapat anda lihat di sini

Semoga bermanfaat

Kamis, 02 Juli 2009

Pelatihan untuk guru kelas billingual

Pada saat aku melatih guru-guru untuk kelas billingual saya mendapatkan sebuah pertanyaan yang menarik. Ada 2 pertanyaan yang menarik, yaitu:

  1. Bagiamana agar anak cepat bisa berbahasa inggris dengan aktif seperti bahasa Indonesia di sekolah?

  2. Bagaimana menjadi guru yang baik itu?


IMG_0540Menjawab pertanyaan pertama tersebut saya ingat masa kecil saat sekolah dulu. Saya sehari-hari menggunakan bahasa Jawa. Tetapi saat di sekolah guru-guru kebanyakan menggunakan bahasa Indonesia pada saat pelajaran. Gak tahu mengapa pada saat itu saya dengan sendirinya bisa memahami setiap kalimat yang digunakan oleh para guru saya. Bahkan ketika ditanya dengan menggunakan bahasa Indonesia, sayapun bisa menjawabnya. Suatu loncatan kompetensi berbahasa yang luar biasa, namun tak terasa.

Saya menjadi berfikir kalau anak-anak kita ini yang sehari-hari sudah menggunakan bahasa Indonesia, lantas di sekolah juga memakai bahasa Indonesia bukankah ini namanya tidak ada kemajuan seperti yang saya alami dulu. Namun mungkin anak-anak kita juga akan mengalami proses yang sama sebagaimana waktu saya kecil dulu jika saat ini Bapak Ibu guru menggunakan Bahasa Inggris  sebagai bahasa pengantar. Sangat mungkin anak-anak akan lebih cepat memahami dan segera bisa menggunakan bahasa Inggris.

Pertanyaan kedua sebenarnya  membutuhkan jawaban yang tidak singkat. Sebab untuk menjadi guru yang baik buanyak banget kriteria yang harus terpenuhi. Mulai dari kemampuan akademik, kepribadian, kemampuan mengajar dan juga tingkah laku kemasyarakatan.

Namun secara singkat sebenarnya pertanyaan itu dapat dijawab dengan 3 kata, yaitu: Guru yang baik adalah guru yang bisa menjadi:

  1. Orangtua.

  2. Teman.

  3. teladan.


Alangkah indahnya jika semua guru bisa memposisikan diri sebagai orang tua siswa dengan menebar penuh kasih saya. Dia juga akan mengarahkan agar anak setelah dewasa menjadi orang yang berguna. Dia tidak hanya akan mengajarkan pengetahuan, namun juga budi pekerti, sopan santun dan keterampilan hidup.

Alangkah  jika seorang guru mampu menjadi teman belajar bagi para siswanya. Dia tidak hanya akan mengejar habisnya materi, tetapi memahami betul kesulitan yang dihadapi oleh setiap individu siswa. Dia tidak hanya akan melatihkan suatu keterampilan tertentu, namun juga akan membantu ketika siswa mengalami berbagai permasalahan.