Cari Blog Ini

Minggu, 26 April 2009

Pelatihan untuk Pelatih (TOT)


Dunia pendidikan terus mengalami dinamika yang sangat cepat. Demikian cepat arus perubahan di dunia pendidikan menghendaki para guru untuk juga terus menyesuaikan kompetensinya agar mereka tetap surfive.

Hampir setiap kali terjadi perubahan para guru dilatih tentang materi perubahan itu sendiri. Apakah itu kurikulum, model pembelajaran, mangement, pengelolaan pembelajaran, Teknologi Informasi dan sebagainya. Namun sayang sekali para penyaji pelatihan selama ini masih banyak hanya sekedar menyampaikan informasi tanpa menghiraukan apakah yang ia sajikan akan tercerna dengan baik atau tidak. Pelatihan yang pasif di mana peserta pelatihan atau guru hanya sebagai pendengar barangkali tidak akan banyak membawa perubahan sesuai dengan tujuan dari perubahan itu sendiri. Para pelatih/ fasilitator hendaknya dibekali berbagai kemampuan tentang teknik-teknis fasilitasi yang efektif dan menyenangkan bagi peserta pelatihan. Dan yang lebih penting lagi adalah bagaimana seorang fasilitator dapat membawa arus perubahan itu sendiri menjadi sebuah kompetensi bagi para peserta yang dilatih.

Berikut ini kami memberikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan melayani Paket Pelatihan untuk pelatih (Training of Trainers). Dalam paket pelatihan ini dikemas dengan mengedepankan prinsip-prnsip pembelajaran orang dewasa dan yang lebih penting lagi adalah mengedepankan contoh-contoh pelatihan dengan berbasis active learning dan Joyfull learning. Nilai plus dari pelatihan yang kami kelola adalah memberikan pengalaman-pengalaman riil sesuai kondisi pelatihan seperti bagaimana caranya agar fasilitator menarik, bagaimana agar fasilitator percaya diri, bagaimana kalau mengatasi peserta pelatihan yang malas atau sulit berkonsentrasi serta segudang pengalaman riil lain yang barangkali tidak dijumpai pada pelatihan-pelatihan lainnya.
Adapun materi untuk TOT adalah sebagai berikut:
  1. Prinsip-prinsip dasar pembelajaran orang dewasa.
  2. Bagaimana fasilitator yang baik itu?
  3. Tips agar fasilitator mempunyai performent yang menarik.
  4. Berbagai jenis ice breaking dan energizer.
  5. Tips agar fasilitator mempunyai Percaya diri yang baik.
  6. Tips agar fasilitator bisa dengan cepat menguasai materi pelatihan baru.
  7. Tips agar fasilitator bisa membuat presentasi yang menarik.
  8. Berbagi pengalaman tentang metode fasilitasi yang mengaktifkan peserta pelatihan.
  9. Tips mengatasi peserta pelatihan yang sulit, seperti: malas, sering minta ijin, suka menyanggah, sering komentar yang aneh, apatis, pemalu, dan berbagai kejadian riil di lapangan.
Lembaga anda menghendaki pelatihan tersebut? Silahkan hubungi kami di email: sunartombs@gmail.com atau silahkan menuliskan komentar anda dalam blok ini. Terima kasih

Sabtu, 25 April 2009

Tidak lulus UN? Gak masalah la yaw........


Gak Lulus UN tak perlu bersedih

Bulan ini merupakan bulan keramat bagi siswa SLTP dan SLTA. Pasalnya bulan ini adalah bulan penentuan nasib mereka setelah menempuh pendidikan selama kurang lebih 3 tahun. Ujian Nasional seakan menjadi jembatan semacam jembatan sirotol mus taqim, yaitu jembatan penghubung antara neraka dan surga. Bagi mereka yang lulus seakan akan telah mencapai surga, dan bagi mereka yang gagal seakan akan jatuh ke jurang neraka.

Adik-adik yang saya cintai, Ujian Nasional sebenarnya hanyalah salah satu ujian kecil yang harus kita jalani dalam hidup ini.  Sebenarnya juga bagi adik-adik yang tidak lulus kali ini tidak lantas masa depan anda menjadi suram.  Banyak sekali orang-orang sukses besar kenamaan mengalami tidak lulus ujian Nasional bahkan drop out dari sekolah. Lihat saja seperti Thomas Alfa Edison, Dia dikeluarkan dari sekolah gara-gara dianggap sangat bodoh dan sakit-sakitan. Bob Sadino juga bukan orang yang lancar dalam menempuh pendidikan di masa mudanya. Sutrisno Bakhir bahkan menempuh jenjang sarjana sampai 8 tahun. Lihat juga para artis terkenal yang ada di tanah air ini, apakah mereka juga anak-anak pinter di sekolah? Yang pinter dengan yang tidak lebih banyak yang kurang pinter. Dan masih banyak banget sampai tak dapat dihitung  orang-orang semasa sekolah tidak sukses namun di hari dewasanya mereka mendapati kesuksesan luar biasa. saya yakin di lingkungan sekitar kalian juga banyak dijumpai orang-orang demikian.

Kenapa saya mengatakan tidak lulus ujian nasional tidak masalah?

Senin, 20 April 2009

KARTINI tempo doeloe dan masa kini


Kartini's Family
Kartini's Family

Pagi ini saat aku berangkat kerja ke kantor DBE 2 Jawa Tengah di Jl Argopuro No 31 Semarang, aku dengarkan siaran radio di mobil. Hampir semua radio lokal mengusung tema kartini. Ada salah satu stasiun radio yang membuat agenda menarik yaitu dengan survei sekolah mana yang pada hari ini (21 April 2009) merayakan Hari Kartini dengan mengenakan pakaian adat daerah.


Sepanjang perjalanan kurang lebih 30 menit belum ada satupun pendengar yang menelpon bahwa dia tahu ada sekolah yang merayakan hari kartini dengan mengenakan pakaian daerah. Merasa penasaran aku sepanjang jalan juga mengamati kalau-kalau ada anak sekolah yang pada hari ini mengenakan pakaian adat daerah seperti halnya pada tahun 1980-an dulu. Ternyata memang tidak aku temui.

Lantas apakah bangsa kita sudah tidak peduli lagi dengan pahlawan Emansipasi wanita Indonesia itu, ataukah memang paradigma masyarakat kita sudah berubah. Dari pengamatan saya sependapat dengan pandangan yang ke-2, yaitu memang paradigma masyarakat kita sudah berubah. Namun yang menjadi pertanyaan dibenak saya adalah perubahan paradigma tersebut berubah ke arah mana? Tidak mudah menjawab itu, namun dari berbagai perbincangan  dapat saya perkirakan bahwa paradigma masyarakat melihat Kartini masa kini tersebut ada beberapa kemungkinan perubahan arah, yaitu sebagai berikut:

Kamis, 16 April 2009

Tips Cepat Menguasai materi Pelatihan


Belajar cepat


Seorang fasilitator dituntut untuk selalu siap menyajikan materi terbaru yang sedang in dalam setiap kesempatan. Bahkan sering juga pada saat-saat tertentu seorang fasilitator  dituntut untuk menyajikan materi yang relatif baru dengan tenggang waktu yang sangat singkat. Bagaimana seorang fasilitator  dapat menguasai materi yang banyak dalam waktu yang sangat singkat? Misalnya malam diberi sebuah materi, dan pada pagi harinya harus disajikan dalam pelatihan.

Ada beberapa cara cepat seorang fasilitator  untuk dapat menguasai materi dalam waktu yang singkat:

Pusat Sumber Belajar Gugus

Guru adalah orang yang dianggap paling pinter di wilayahnya. Merekalah orang yang pertama kali dianggap bertanggung jawab terhadap kewajiban mencerdaskan bangsa ini. Konsekwensinya adalah guru harus terus menerus meng up date pengetahuannya.

Bagaimana cara mengupdate pengetahuan guru? Ya mereka harus terus menerus belajar. Belajar secara reguler atau formal tentu dirasakan sangat mahal dan akan memberatkan para guru. Hal yang mungkin sangat realistis adalah membangun  Pusat Sumber Belajar Gugus.

Kenapa di gugus? Hal tersebut disikapi karena mengingat keterbatasan sekolah-sekolah yang hanya memiliki sedikit sumber belajar. Nah, andai sumber belajar yang sedikit-sedikit itu dikumpulkan di suatu tempat dan digunakan bersama-sama tentu akan sangat membantu.

Jumat, 03 April 2009

Model-model Pembelajaran

 Pada dasarnya model-model dalam pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 4 model, yaitu: 1) Information Processing Model, 2)  Behavioral Model, 3) Social Interaction Model, dan 4) Personal Model. Nah, sekarang banyak bermunculan nama-nama model pembelajaran baru seiring dengan perkembangan dunia pendidikan. Namun demikian jika kita cermati model-model yang muncul dengan nama yang baru tersebut masih merupakan bagian atau identik dari ke-4 model pembelajaran di atas.

Sebenarnya model-model pembelajaran tersebut berada di dalam Pendekatan pembelajaran. Artinya model pembelajaran sebenarnya merupakan bagian dari pendekatan pembelajaran.

Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum, guru perlu melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran mulai dari perencanaan, menentukan strategi, pemilihan materi dan metode pembelajaran, sampai pada penilaian. Serangkaian kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut sering disebut dengan pendekatan pembelajaran.
Pengertian pendekatan sendiri dikatakan oleh Ujang Sukandi (2003:39) adalah  cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, laksana pakai kacamata merah --- semua tampak kemerah-merahan.

Pengertian pendekatan pembelajaran secara tegas belum ada kesepakatan dari para ahli pendidikan. Namun beberapa ahli mencoba menjelaskan tentang pendekatan pembelajaran (instructional approach), misalnya ditulis oleh Gladene Robertson dan Hellmut Lang (1984: 5). Menurutnya pendekatan pembelajaran dapat dimaknai menjadi 2 pengertian, yaitu pendekatan pembelajaran sebagai dokumen tetap dan pendekatan pembelajaran sebagai bahan kajian yang terus berkembang. Pendekatan pembelajaran sebagai dokumen tetap dimaknai sebagai suatu Kerangka  umum dalam Praktek  Profesional guru, yaitu serangkaian dokumen yang dikembangkan untuk mendukung pencapaian  Kurikulum. Hal tersebut berguna untuk: (1) mendukung kelancaran guru dalam proses pembelajaran; (2) membantu para guru  menjabarkan kurikulum dalam praktik pembelajaran di kelas; (3) sebagai panduan bagi guru dalam menghadapi perubahan kurikulum; dan (4) sebagai bahan masukan bagi para penyusun kurikum untuk mendesain  kurikulum dan pembelajaran yang terintegrasi.

Pendekatan pembelajaran sebagai bahan kajian yang terus berkembang, oleh Gladene Robertson dan Hellmut Lang di maknai selain sebagai Kerangka umum untuk Praktek Profesional guru, juga dimaksudkan sebagai studi komprehensif tentang praktik pembelajaran, maupun petunjuk pelaksanaanya. Selain itu dokumen itu juga dimaksudkan untuk mendorong para guru untuk: (1) mengkaji lebih jauh tentang pendekatan-pendekatan pembelajaran yang lainnya; (2) menjadi bahan refleksi tentang pembelajaran yang sudah dilakukannya; (3) merupakan seni, seperti hal nya  ilmu mengajar yang terus berkembang, dan (4) juga sebagai katalisator untuk mengembangkan profesional guru  lebih lanjut.

Kamis, 02 April 2009

Pendampingan di kelas merupakan langkah riil menjaga kualitas guru


Pendampingan terhadap guru dalam kelas
Pendampingan terhadap guru dalam kelas

Peningkatan kualitas sudah dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari peningkatan jenjang pendidikan guru yang dulu dari SPG menjadi setara D2, sampai sekarang guru-guru menjadi setara S1. Tunjangan pendidikan juga diberikan kepada guru agar kualitas mereka bertambah baik. Peningkatan kualitas guru juga dilakukan dengan berbagai ragam pelatihan untuk guru. Namun itu semua belum banyak memberikan perubahan yang signifikan.


Ada kencenderungan guru bahwa mereka menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi bukan karena termotivasi untuk meningkatkan kaulitas diri, tetapi sekedar termotivasi agar dapat tersertifikasi yang berarti meningkatkan penghasilan. Nah masalah kaulitas diri..? Nanti dulu.

Hal lain yang sering terjadi adalah guru-guru mengikuti seminar, pelatihan workshop dan sebagainya juga lebih banyak dilatarbelakangi hanya untuk mengumpulkan bukti-bukti fisik untuk kepentingan portopolio. Apa aksi mereka setelah pelatihan? ya kembali seperti yang dulu.

Nah, ada cara yang lebih efektif untuk menjamin bahwa pelatihan tersebut terus bisa ditindaklanjuti sampai di kelas-kelas oleh para guru. Setelah para guru dilatih tentang suatu kompetensi tertentu sebaiknya diteruskan dengan program pendampingan di kelas-kelas.

Apa itu pendampingan?

Pendampingan adalah program follow up dari pelatihan yang telah dilaksanakan untuk kemudian mengunjungi kelas-kelas di mana para guru bekerja. Di sana pendamping bisa melihat implementasi guru dalam menerapkan keterampilan yang telah dilatihkan di dalam kelas. Pada bagian mana sudah mampu dilaksanakan dengan baik oleh para guru, dan pada bagian mana guru masih merasa kesulitan dalam menerapkannya. Pendamping dapat memberikan bantuan teknis terhadap kesulitan-kesulitan tersebut, bisa dengan memberikan contoh mengajar ataupun dengan memberikan masukan-masukan yang diperlukan.

DALI (Designing Active Learning with ICT) di Jateng

Kata-kata DALI mungkin belum cukup familier di telinga kita. Memang kata-kata ini belum sepopuler PAKEM, Lesson study, cooperative learning, CBSA dan sebagainya.

Fasilitasi DALINamun DALI barangkali merupakan program terkini yang akan menjawab tantangan masa depan di dunia pendidikan. DALI kependekan dari Designing Active Learning with ICT atau merancang Pembelajaran aktif  dengan ICT. Artinya pembelajaran dilakukan dengan menggunakan ICT, nah bagaimana agar pembelajaran itu tetap membuat siswa aktif.

Dalam DALI terdiri dari 7 modul, antara lain:

  1. Modul 1  (Belajar Sendiri dan Bersama)

  2. Modul 2 (Pembelajaran Aktif dengan TIK)

  3. Modul 3 (Moseum Digital/ Pembelajaran berorientasi pada projek)

  4. Modul 4 (Refleksi Jigsaw)

  5. Modul 5 (Pembelajaran dengan Teknologi)

  6. Modul 6 (Mencari dan mengevaluasi sumber-sumber belajar di Internet)

  7. Modul 7 (Management Kelas komputer terbatas)


Ada yang berminat untuk pelatihan?

Dapat hubungi kami

Contoh TESIS

Banyak permintaan dari pembaca tentang contoh-contoh Tesis. Namun saya mohon maaf, tidak bisa menampilkan Daftar Pustakanya. Ini dikandung maksud untuk menghindari plagiat. Jika ada yang berkeinginan untuk mengcopynya kami berharap anda secara jelas untuk ijin kepada kami. Terima kasih.

Berikut salah satu contoh tesis lengkap (dari Bab I s.d V) dalam bidang pendidikan. Silahkan KLIK di SINI.